Lebak (ANTARA) - Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten menjamin stok pangan relatif aman karena tersedia 6000 lumbung atau "leuit" untuk menyimpan gabah hasil panen huma.

"Kami meyakini masyarakat Badui tidak terancam kerawanan pangan menghadapi iklim El Nino atau kekeringan yang puncaknya Agustus -September 2023,"kata Tokoh Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Jaro Saidi di kediamannya, Kamis.

Masyarakat Badui sejak dulu hingga sekarang semua kepala keluarga (KK) memiliki lumbung rata-rata dua lumbung dengan menyimpan gabah sekitar tiga ton.

Saat ini, kata dia,masyarakat Badui berjumlah 3.000 KK, sehingga total memiliki 6.000 lumbung.

Dari lumbung pangan itu tersedia tiga ton gabah/lumbung maka total menjadi 18.000 ton.

"Kami memastikan 18.000 ton itu dipastikan cadangan pangan melimpah,"katanya menjelaskan.

Menurut dia, masyarakat Badui sejak nenek moyang memiliki pertahanan pangan yang kuat dengan menyimpan hasil panen gabah huma ke lumbung yang dilokasikan dibelakang pemukiman.

Lumbung terbuat dari atap injuk dan dinding bilik bambu serta kayu laban, sehingga tikus tidak bisa memakan gabah.

Dalam lumbung itu usia gabah bisa bertahan puluhan tahun dengan kondisi baik.

Selama ini, kata Jaro Saidi, masyarakat Badui belum pernah mengalami kelaparan karena memiliki pertahanan lumbung itu.

"Kami memastikan adanya dampak iklim El Nino masyarakat Badui terpenuhi ketersediaan pangan lokal,"katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama ini persediaan pangan masyarakat Badui relatif aman dan melimpah menghadapi puncak El Nino.

Sebab, pertahanan pangan masyarakat adat itu memiliki sekitar 6000 lumbung dengan menyimpan gabah rata-rata tiga ton/lumbung.

"Kami melihat persediaan pangan masyarakat Badui relatif aman dan setiap panen mereka menyimpan di lumbung itu serta tidak dijual,"katanya menjelaskan.

Baca juga: Petani Badui penuhi pangan dari panen padi huma
Baca juga: Belajar dari masyarakat Badui yang tak pernah krisis pangan
Baca juga: Tenun kaum perempuan Badui menopang ekonomi masyarakat adat