Kemendikbud gencarkan sekolah sehat via permainan tradisional
26 Juli 2023 16:26 WIB
Ibu Negara Iriana Joko Widodo bermain permainan tradisional bersama sejumlah peserta didik dalam Festival Permainan Tradisional di halaman Pendopo Sabha Swagata komplek Rumah Dinas Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (25/7/2023). (FOTO ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Muhammad Hasbi menyatakan pihaknya sedang menggencarkan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) melalui penerapan permainan tradisional pada para siswa.
“Harapan kita bermain permainan tradisional ini menjadi suatu kebiasaan di satuan pendidikan sehingga semakin hari anak-anak kita semakin bugar dan semakin sehat,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan terdapat tiga aspek yang ingin dicapai melalui permainan tradisional yaitu melestarikan nilai budaya, meningkatkan kebugaran peserta didik, serta meningkatkan karakter bergotong royong dengan sesama timnya.
Ia menegaskan ketiga fokus sehat dalam GSS itu sangat penting untuk dilaksanakan di kalangan peserta didik sehingga perlu dilakukan peningkatan pemahaman, teladan, dan upaya pembiasaan melalui berbagai kegiatan yang menarik dan menyenangkan.
Kemendikbudristek pun menyelenggarakan Festival Permainan Tradisional yang diikuti oleh 1.275 peserta didik jenjang PAUD dan SD dari 25 kecamatan se-kabupaten Banyuwangi di Lapangan Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam festival ini terdapat berbagai permainan tradisional seperti patheng dudu, dam-daman, egrang bambu, egrang batok, gasingan, bedhil-bedhilan, gobak sodor, engklek, lintang aliyan, jamuran, tarik tambang, balap karung, dagongan, kenthongan, terompetan, jaran kepang dan sebagainya.
Festival ini pun dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma'ruf Amin bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).
Ibu Negara beserta rombongan membersamai anak-anak bermain ular naga, patheng dudu, engklek, bola bekel, babalonan sarung, kuartet Banyuwangi hingga melukis layang-layang, hingga memberikan semangat bagi peserta final lomba egrang batok.
“Anak-anak yang sehat secara fisik akan mampu belajar lebih optimal sehingga kita berupaya menghidupkan kembali berbagai olahraga dan permainan tradisional di semua daerah,” kata Ketua Bidang 1 OASE KIM Bidang Pengasuhan dan Pendidikan Karakter Franka Makarim.
Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesenian SDN 2 Blimbingan Sufiantoro menuturkan permainan tradisional ini luar biasa karena bisa meningkatkan rasa kebersamaan dan kesehatan peserta didik.
Baca juga: Festival Sepekan Tamansuruh Banyuwangi suguhkan atraksi budaya lokal
Baca juga: Ibu Negara-OASE KIM dukung Sekolah Sehat lewat permainan tradisional
Baca juga: Kota Tua jadi lokasi untuk pelestarian permainan tradisional
Baca juga: Permainan tradisional bantu asah kecerdasan anak
“Harapan kita bermain permainan tradisional ini menjadi suatu kebiasaan di satuan pendidikan sehingga semakin hari anak-anak kita semakin bugar dan semakin sehat,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan terdapat tiga aspek yang ingin dicapai melalui permainan tradisional yaitu melestarikan nilai budaya, meningkatkan kebugaran peserta didik, serta meningkatkan karakter bergotong royong dengan sesama timnya.
Ia menegaskan ketiga fokus sehat dalam GSS itu sangat penting untuk dilaksanakan di kalangan peserta didik sehingga perlu dilakukan peningkatan pemahaman, teladan, dan upaya pembiasaan melalui berbagai kegiatan yang menarik dan menyenangkan.
Kemendikbudristek pun menyelenggarakan Festival Permainan Tradisional yang diikuti oleh 1.275 peserta didik jenjang PAUD dan SD dari 25 kecamatan se-kabupaten Banyuwangi di Lapangan Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam festival ini terdapat berbagai permainan tradisional seperti patheng dudu, dam-daman, egrang bambu, egrang batok, gasingan, bedhil-bedhilan, gobak sodor, engklek, lintang aliyan, jamuran, tarik tambang, balap karung, dagongan, kenthongan, terompetan, jaran kepang dan sebagainya.
Festival ini pun dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma'ruf Amin bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).
Ibu Negara beserta rombongan membersamai anak-anak bermain ular naga, patheng dudu, engklek, bola bekel, babalonan sarung, kuartet Banyuwangi hingga melukis layang-layang, hingga memberikan semangat bagi peserta final lomba egrang batok.
“Anak-anak yang sehat secara fisik akan mampu belajar lebih optimal sehingga kita berupaya menghidupkan kembali berbagai olahraga dan permainan tradisional di semua daerah,” kata Ketua Bidang 1 OASE KIM Bidang Pengasuhan dan Pendidikan Karakter Franka Makarim.
Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesenian SDN 2 Blimbingan Sufiantoro menuturkan permainan tradisional ini luar biasa karena bisa meningkatkan rasa kebersamaan dan kesehatan peserta didik.
Baca juga: Festival Sepekan Tamansuruh Banyuwangi suguhkan atraksi budaya lokal
Baca juga: Ibu Negara-OASE KIM dukung Sekolah Sehat lewat permainan tradisional
Baca juga: Kota Tua jadi lokasi untuk pelestarian permainan tradisional
Baca juga: Permainan tradisional bantu asah kecerdasan anak
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023
Tags: