Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket mengatakan penyelesaian masalah teknis antara Indonesia dan Uni Eropa (EU) sangat penting.

"Penyelesaian masalah teknis di antara kita ini sangat penting karena masalah teknis seperti yang anda ketahui, dapat memiliki gaung dan resonansi politik yang besar," kata Vincent di Jakarta, Selasa (25/7).

Ia berbicara dalam dialog bertema "Looking Back, Looking Ahead: EU-Indonesia Bilateral Relations in the Past Four Years", yang diselenggarakan oleh lembaga kajian hubungan internasional FPCI (Foreign Policy Community of Indonesia).

Vincent mengatakan bahwa sengketa nikel, keberlanjutan energi terbarukan, deforestasi vital, dan mekanisme penyesuaian batas karbon berada di antara topik yang harus didiskusikan bersama atas dasar fakta dan prinsip berwawasan ke depan.

Topik lainnya, ujar Vincent, adalah perjanjian perdagangan bebas atau yang dikenal dengan The Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

"100 persen yakin bahwa ini akan menjadi pengubah permainan untuk perdagangan kita, untuk investasi kita. Dalam win-win situation, win-win scenario dengan manfaat besar bagi Indonesia untuk pekerjaan, perdagangan, investasi, teknologi secara berkelanjutan", katanya.

Vincent juga menjelaskan bahwa kemitraan hijau adalah prioritas utama yang vital bagi Uni Eropa.

"Dan saya pikir, juga untuk Indonesia yang semakin meningkat, kita perlu mempertimbangkan untuk melanjutkan kerja sama keamanan dan meningkatkan keamanan maritim di Laut China Selatan dan mungkin di tempat lain".

Menurut Vincent banyak hal yang perlu dilakukan, termasuk mempertahankan kerja sama tingkat tinggi antara EU dan Indonesia yang merupakan hasil dari G20.

"Tidak ada keraguan bahwa G20 telah menempatkan Indonesia menjadi sorotan dan di barisan depan politik global serta orang-orang di Eropa, para pemimpin politik teratas mengakui hal itu," ucapnya.

Vincent juga menyoroti kedatangan Menteri Luar Negeri Portugal Joao Gomes Cravinho baru-baru ini ke Indonesia dan sejumlah menteri lainnya.

"Jadi kita berada di jalur yang benar dan kita perlu mempertahankannya (hubungan kerja sama). Juga di luar G20 dan keketuaan ASEAN di Indonesia."

Vincent berpendapat bahwa EU adalah mitra yang luar biasa sekaligus mitra yang baik untuk Indonesia.


Baca juga: EU berharap negosiasi CEPA dengan Indonesia selesai tahun ini

Baca juga: EU, Indonesia dan Malaysia sepakat bentuk satgas implementasi EUDR


RI-Malaysia bahas diskriminasi kelapa sawit oleh Uni Eropa