Jakarta (ANTARA News) - Batita yang masih belajar untuk mengkonsumsi makanan lain selain ASI, kerap mengalami masalah saluran cerna seperti diare dan konstipasi atau sulit buang air besar (BAB).

"Konstipasi pada anak biasanya karena pola makan yang kurang serat, mikroflora usus yang tidak seimbang, obat-obatan, terjadi retensi tinja (karena anak suka menahan keinginan BAB), atau posisi BAB yang salah," kata dokter dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Soebijanto Marto Sudarmo Sp.A (K).

Dalam jumpa pers program Happy Tummy Council di Jakarta, Senin, Soebijanto juga memaparkan, bahwa alasan serupa juga bisa menimbulkan diare pada anak.

Kondisi ini menurut dia sebaiknya tidak diobati menggunakan antibiotik. Antibiotik dikatakan Soebijanto dapat mematikan kuman-kuman di dalam tubuh, termasuk kuman baik yang merupakan koloni dalam mikroflora usus.

"Konstipasi atau diare bila diobati dengan antibiotik malah akan berkepanjangan sehingga menyebabkan malnutrisi dan bahaya pada usu. Maka sebaiknya diberikan probiotik saja, " jelas Soebijanto.

Probiotik mampu memberikan suasana asam sehingga ada stimulus pada usus untuk memperbaiki motilitas usus dengan meningkatkan gerakan peristalsis usus yang membantu pengeluaran feses.

Selain konstipasi, probiotik juga mampu mengobati anak yang menderita diare, terutama akibat alergi pada makanan atau akibat konsumsi antibiotik.

"Secara umum probiotik memberi perlindungan dan menjaga kesehatan saluran cerna terhadap paparan kuman patogen dari makanan dan lingkungan," tutur Soebijanto.

Probiotik dapat melawan alergi, tidak hanya dengan mematangkan jaringan usus dan menyeimbangkan sitokin pro dan anti inflamasi tetapi juga mengurangi kapasitas antigen.

Lebih lanjut Soebijanto mengatakan bahwa probiotik kini dapat dikonsumsi dalam bentuk pil, obat tetes, atau terkandung dalam susu formula. Namun probiotik yang terbaik dan cocok untuk tubuh anak adalah probiotik yang terkandung di dalam ASI.

(M048)