Kedua belah pihak telah melakukan penandatanganan komitmen awal dalam bentuk letter of intent (LOI) di Gedung B.J. Habibie, Kompleks BRIN, Jakarta, Selasa.
"Penandatanganan LOI adalah sebuah titik awal. Selanjutnya, kami tentu berharap ada serangkaian implementasi konkrit yang memberikan manfaat kepada para pihak," kata Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Hendrian.
Baca juga: BRIN kembangkan tiga formulasi produk pangan efektif cegah stunting
Baca juga: Indonesia dorong ASEAN perdalam ikatan mobilitas dengan Jepang
QZSS merupakan satelit pemosisi yang memiliki akurasi yang tinggi, sehingga bermanfaat dalam pengembangan sistem kendaraan listrik otonom dan juga smart buoy yang kini sedang dikembangkan oleh BRIN.
Budi menjelaskan setiap kendaraan otonom bergerak dari destinasi ke tujuan harus ada yang memandu, salah satunya menggunakan sistem pemosisi global atau GPS yang akurat untuk meminimalkan terjadi tabrakan.
"Itu sangat bagus untuk sistem kendaraan otonomus yang menjadi salah satu fokus program Organisasi Riset Elektronika dan Informatika," ujarnya.
BRIN dalam waktu dekat bakal menggelar lokakarya mengenai teknologi sistem navigasi satelit.
Baca juga: BRIN paparkan peran ayah sejak kehamilan hingga tumbuh kembang anak
Baca juga: Kemendagri usulkan 10 kajian kebijakan untuk tingkatkan layanan publik