ASEAN 2023
Kemendikbud: Merdeka Belajar atasi miskonsepsi pembelajaran di PAUD
25 Juli 2023 20:51 WIB
Plt. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikbudristek Komalasari dalam Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Jakarta (ANTARA) - Plt Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Komalasari menyatakan Merdeka Belajar khususnya Episode ke-24 yaitu Program Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan akan mampu mengatasi miskonsepsi pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini.
Komalasari menuturkan selama ini terdapat miskonsepsi pada jenjang PAUD, salah satunya berkaitan dengan keharusan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini.
“Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk mengatasi miskonsepsi tersebut, salah satunya terwujud dengan peluncuran Merdeka Belajar Episode 24 yakni Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan,” katanya dalam Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN di Jakarta, Selasa.
Komalasari dalam pleno sesi pertama Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN yang bertema "Universal Child Care and Transition to Primary Education" mengatakan kebijakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan sudah diterapkan.
Ia menjelaskan Kemendikbudristek melalui kebijakan tersebut berupaya mendorong transisi PAUD ke SD yang berjalan dengan mulus dan proses belajar mengajar di PAUD dan SD kelas awal menjadi selaras dan berkesinambungan.
“Setiap anak memiliki hak untuk dibina agar mendapatkan kemampuan pondasi yang holistik. Bukan hanya kognitif, melainkan juga kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya,” ujar Komalasari.
Baca juga: Kemendikbud: Inklusivitas fokus utama percepatan transformasi PAUD
Dalam forum pleno yang sama, Assistant Secretary for Curriculum and Instruction Departemen Pendidikan Filipina Alma Ruby C Torio turut menjelaskan praktik baik mengenai transisi PAUD ke SD di Filipina.
Alma mengatakan anak merupakan salah satu aset terpenting bangsa, begitu pula di Filipina, sehingga Departemen Pendidikan di negaranya memiliki sebuah program yaitu Agenda MATATAG yang berpusat pada peserta didik.
Program yang memiliki keselarasan dengan Program Merdeka Belajar oleh Kemendikbudristek RI ini menerapkan empat agenda yang juga terdapat dalam kebijakan transisi PAUD ke SD.
Empat agenda MATATAG itu meliputi membuat kurikulum yang relevan untuk menghasilkan anak yang produktif, aktif, dan bertanggung jawab, serta mengambil langkah untuk mengakselerasi dan menyampaikan dasar-dasar pelayanan pendidikan dan menyediakan fasilitas.
Selanjutnya melindungi peserta didik dengan mengutamakan kesejahteraan, pendidikan yang inklusif, dan menyediakan lingkungan yang positif, serta mendukung peningkatan kompetensi guru agar dapat mengajar dengan lebih baik.
“Kami berupaya agar setiap murid, terlepas dari latar belakang mereka, dapat mengakses pendidikan yang berkualitas dari masa PAUD sehingga pada 2030 tidak ada murid Filipina yang tertinggal,” kata Alma.
Baca juga: Kemendikbudristek sebut RI siap pimpin Forum Dialog ASEAN soal PAUD
Baca juga: Indonesia gandeng negara-negara Asia Tenggara untuk transformasi PAUD
Komalasari menuturkan selama ini terdapat miskonsepsi pada jenjang PAUD, salah satunya berkaitan dengan keharusan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini.
“Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk mengatasi miskonsepsi tersebut, salah satunya terwujud dengan peluncuran Merdeka Belajar Episode 24 yakni Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan,” katanya dalam Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN di Jakarta, Selasa.
Komalasari dalam pleno sesi pertama Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN yang bertema "Universal Child Care and Transition to Primary Education" mengatakan kebijakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan sudah diterapkan.
Ia menjelaskan Kemendikbudristek melalui kebijakan tersebut berupaya mendorong transisi PAUD ke SD yang berjalan dengan mulus dan proses belajar mengajar di PAUD dan SD kelas awal menjadi selaras dan berkesinambungan.
“Setiap anak memiliki hak untuk dibina agar mendapatkan kemampuan pondasi yang holistik. Bukan hanya kognitif, melainkan juga kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya,” ujar Komalasari.
Baca juga: Kemendikbud: Inklusivitas fokus utama percepatan transformasi PAUD
Dalam forum pleno yang sama, Assistant Secretary for Curriculum and Instruction Departemen Pendidikan Filipina Alma Ruby C Torio turut menjelaskan praktik baik mengenai transisi PAUD ke SD di Filipina.
Alma mengatakan anak merupakan salah satu aset terpenting bangsa, begitu pula di Filipina, sehingga Departemen Pendidikan di negaranya memiliki sebuah program yaitu Agenda MATATAG yang berpusat pada peserta didik.
Program yang memiliki keselarasan dengan Program Merdeka Belajar oleh Kemendikbudristek RI ini menerapkan empat agenda yang juga terdapat dalam kebijakan transisi PAUD ke SD.
Empat agenda MATATAG itu meliputi membuat kurikulum yang relevan untuk menghasilkan anak yang produktif, aktif, dan bertanggung jawab, serta mengambil langkah untuk mengakselerasi dan menyampaikan dasar-dasar pelayanan pendidikan dan menyediakan fasilitas.
Selanjutnya melindungi peserta didik dengan mengutamakan kesejahteraan, pendidikan yang inklusif, dan menyediakan lingkungan yang positif, serta mendukung peningkatan kompetensi guru agar dapat mengajar dengan lebih baik.
“Kami berupaya agar setiap murid, terlepas dari latar belakang mereka, dapat mengakses pendidikan yang berkualitas dari masa PAUD sehingga pada 2030 tidak ada murid Filipina yang tertinggal,” kata Alma.
Baca juga: Kemendikbudristek sebut RI siap pimpin Forum Dialog ASEAN soal PAUD
Baca juga: Indonesia gandeng negara-negara Asia Tenggara untuk transformasi PAUD
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: