Kehadiran Plh Gubernur Uu Ruzhanul untuk memberikan bantuan sekaligus memastikan bahwa Aria telah kembali bersekolah.
Baca juga: Gubernur-DPRD Jabar sepakati pembahasan tiga daerah otonom baru
Baca juga: BPBD: Gempa Tasikmalaya tidak sebabkan kerusakan infrastruktur
Semenjak ibunya rutin cuci darah, Aria mulai berjualan tahu bulat keliling. Tahu bulatnya diambil dari produsen dan Aria berjualan keliling.
Rute yang biasa dilalui Aria, antara lain Puskesmas Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Puskesmas Jamanis, Puskesmas Panembong, dilanjutkan hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo di Kota Tasikmalaya.
Dengan penghasilan kotor Aria kurang lebih Rp100 ribu per hari, Aria bersikukuh tetap berjualan demi memenuhi kebutuhan keluarga, sekolah adik perempuannya serta obat -obatan ibunya yang tidak ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Hal ini sebagai bentuk responsif pemerintah, datang kepada masyarakat yang memang butuh perhatian," kata Uu Ruzhanul.
Aria berhasil dibujuk oleh pihak kecamatan dan desa setempat agar yang bersangkutan mau sekolah lagi di bangku kelas enam SD.
"Aria diinformasikan sementara waktu tidak sekolah, padahal usia sekolah, karena ia menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Emaknya sakit, ia juga punya adik dan emaknya harus berobat. Dia mungkin berpikir bagaimana caranya bangkit untuk mencari uang, karena berobat butuh uang hingga dia memutuskan berhenti sekolah," kata Uu Ruzhanul.
Uu Ruzhanul mengaku terenyuh melihat dedikasi dan perjuangan Aria untuk keluarganya. Aria berangkat berjualan dari pagi berkeliling menyusuri jalan berkilo-kilo.
Baca juga: Pemkab Tasikmalaya gratiskan pendidikan siswa pertanian
Kementerian Sosial RI, Pemda Kabupaten Tasikmalaya hingga kecamatan dan desa telah menyalurkan program dan bantuannya untuk keluarga Aria.
"Mudah- mudahan ini semua memudahkan Aria untuk dapat terus belajar dan sekolah serta ekonominya terbantu," kata Uu.