BSSN soroti pentingnya peningkatan literasi keamanan digital
25 Juli 2023 17:41 WIB
Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra (berdiri) dalam acara Prosperita Solutions Day 2023 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (25/7/2023) ANTARA/Fathur Rochman.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra, menyoroti pentingnya peningkatan literasi keamanan digital di Indonesia karena merupakan aspek krusial dalam mendukung pertumbuhan transformasi digital di Tanah Air.
"Kita juga mencanangkan literasi keamanan siber di seluruh Indonesia. Jadi kita mau bahwa ketika transformasi digitalnya tumbuh, kita mau ini tumbuhnya bersama-sama," ujar Ariandi di Jakarta, Selasa.
Ariandi menilai, saat ini pertumbuhan literasi keamanan digital di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan indeks literasi digital 2022, skor pilar keamanan digital hanya 3,12, menjadi yang terendah dibanding tiga pilar lainnya yaitu kecakapan digital (3,52), etika digital (3,68), dan budaya digital (3,84).
"Artinya ini tidak bisa dibanggakan, sehingga ini akan kita fokus untuk menggenjot bahwa literasi digital dalam bidang digital safety menjadi salah satu upaya bagaimana kita melakukan pengamanan tidak hanya memberikan literasi terkait penggunaan digitalisasi tapi juga literasi digital safety-nya," kata Ariandi.
Baca juga: Publik diminta tingkatkan literasi keamanan digital cegah kejahatan
BSSN, kata dia, juga telah meluncurkan kampanye "Siap Jaga Ruang Siber," sebagai respons atas tantangan literasi digital dan keamanan siber. Kampanye ini diwakili dengan akronim "SIAP," yang berarti Simpan datamu, Ikuti literasi, Amankan gadgetmu, dan Perkuat passwordmu.
Kampanye ini akan terus diiklankan dan disosialisasikan melalui berbagai acara BSSN sebagai upaya untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi digital dan keamanan siber.
Baca juga: POLRI bagikan kiat sederhana agar aman di ruang siber
Menanggapi maraknya penyebaran hoaks dan informasi menyesatkan di era digital ini, Ariandi Putra mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan menggunakan teknologi.
"Yuk kita saring dulu sebelum sharing, yuk ketika dapat informasi stop di kamu saja. Itu cara paling efektif untuk menghentikan rantai informasi yang kita sebut dengan hoaks dan missleading dan misinformasi," ucapnya.
Ariandi menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam meningkatkan literasi digital dan keamanan siber di masyarakat. Diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk komunitas, institusi pendidikan, sektor swasta, hingga media untuk menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan literasi digital secara menyeluruh.
Baca juga: Kemenkominfo akan intensifkan literasi keamanan digital ke masyarakat
"Kita juga mencanangkan literasi keamanan siber di seluruh Indonesia. Jadi kita mau bahwa ketika transformasi digitalnya tumbuh, kita mau ini tumbuhnya bersama-sama," ujar Ariandi di Jakarta, Selasa.
Ariandi menilai, saat ini pertumbuhan literasi keamanan digital di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan indeks literasi digital 2022, skor pilar keamanan digital hanya 3,12, menjadi yang terendah dibanding tiga pilar lainnya yaitu kecakapan digital (3,52), etika digital (3,68), dan budaya digital (3,84).
"Artinya ini tidak bisa dibanggakan, sehingga ini akan kita fokus untuk menggenjot bahwa literasi digital dalam bidang digital safety menjadi salah satu upaya bagaimana kita melakukan pengamanan tidak hanya memberikan literasi terkait penggunaan digitalisasi tapi juga literasi digital safety-nya," kata Ariandi.
Baca juga: Publik diminta tingkatkan literasi keamanan digital cegah kejahatan
BSSN, kata dia, juga telah meluncurkan kampanye "Siap Jaga Ruang Siber," sebagai respons atas tantangan literasi digital dan keamanan siber. Kampanye ini diwakili dengan akronim "SIAP," yang berarti Simpan datamu, Ikuti literasi, Amankan gadgetmu, dan Perkuat passwordmu.
Kampanye ini akan terus diiklankan dan disosialisasikan melalui berbagai acara BSSN sebagai upaya untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi digital dan keamanan siber.
Baca juga: POLRI bagikan kiat sederhana agar aman di ruang siber
Menanggapi maraknya penyebaran hoaks dan informasi menyesatkan di era digital ini, Ariandi Putra mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan menggunakan teknologi.
"Yuk kita saring dulu sebelum sharing, yuk ketika dapat informasi stop di kamu saja. Itu cara paling efektif untuk menghentikan rantai informasi yang kita sebut dengan hoaks dan missleading dan misinformasi," ucapnya.
Ariandi menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam meningkatkan literasi digital dan keamanan siber di masyarakat. Diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk komunitas, institusi pendidikan, sektor swasta, hingga media untuk menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan literasi digital secara menyeluruh.
Baca juga: Kemenkominfo akan intensifkan literasi keamanan digital ke masyarakat
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: