New York (ANTARA) - Keluarga kulit hitam Amerika Serikat (AS) mengeluhkan mereka sering kesulitan membuat pihak kepolisian menangani dengan serius kasus orang hilang dari kalangan mereka, dan aparat bekerja lamban dalam menyelidiki hilangnya orang yang mereka kasihi itu atau langsung melabeli mereka sebagai "pelarian", menurut laporan CNN pada Minggu (23/7).
Sementara itu, "kasus-kasus perempuan dan anak-anak kulit putih yang hilang diperlakukan dengan sangat mendesak dan menjadi sorotan nasional," sebut laporan itu.
Salah satu contohnya, David Robinson, yang putranya Daniel menghilang sejak Juni 2021 di Buckeye, Arizona, mengatakan bahwa dia dan keluarga lainnya menanggung penderitaan yang berat saat bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu tanpa ada tanda-tanda dari orang-orang terkasih mereka.
Robinson mengatakan bahwa dia berjuang keras agar pihak kepolisian menyelidiki kasus putranya secara menyeluruh. Dia akhirnya membentuk tim pencari sendiri yang menyisir padang gurun untuk mencari bukti dan petunjuk. Dia menduga ada tindak kejahatan yang mengakibatkan kehilangan nyawa dalam kasus hilangnya Daniel.
Menurut data Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) AS pada 2021, warga kulit hitam mencakup 31 persen dari jumlah laporan orang hilang, tetapi hanya 14 persen dari populasi AS. Sementara itu, warga kulit putih mencakup 54 persen dari jumlah laporan orang hilang dan 76 persen dari populasi AS.
Ribuan kasus warga kulit hitam yang hilang belum terpecahkan di AS
25 Juli 2023 17:25 WIB
Warga kulit hitam mencakup 31 persen dari jumlah laporan orang hilang, tetapi hanya 14 persen dari populasi AS. ANTARA/Xinhua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: