"Periode 1.000 HPK berdampak panjang pada kecerdasan dan kesehatan anak pada masa yang akan datang," kata Peneliti Ahli Muda, Pusat Riset Kependudukan, Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora BRIN Oktriyanto pada diskusi dalam rangka Hari Anak Nasional 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Oktriyanto mengatakan pola pengasuhan 1.000 HPK dimulai sejak usia pertama kehamilan (270 hari) hingga usia anak sekitar dua tahun (630 hari).
Dia menyebutkan pola pengasuhan dimulai dengan memenuhi kebutuhan gizi saat kehamilan, seperti mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, memperbanyak minum air putih, serta mengkonsumsi tablet penambah darah.
Baca juga: Kepala BKKBN tekankan pentingnya pengasuhan 1.000 HPK
Kemudian setelah masa kelahiran bayi (usia 0-6 bulan), dia menyebutkan para orang tua harus melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) atau kegiatan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran agar segera terjadi kontak kulit antara bayi dan ibu setelah lahir.
Dia mengungkapkan peran seorang ayah sangat dibutuhkan di sini, dengan menggendong bayinya dan mendekatkan kepada ibunya agar IMD dapat terlaksana.
"Ini jarang sekali terjadi, biasanya inisiatif istri sendiri. Padahal kondisinya lemah, sulit menggendong anak kalau tanpa bantuan suami," tuturnya.
Kemudian pada bayi usia 7-24 bulan, dia menyebutkan agar sang anak diberikan Makanan Pendamping Air Susu lbu (MPASI) sehingga gizi anak tercukupi dengan baik.
Dia menganjurkan agar pemberian MPASI terdiri atas makanan beragam seperti serealia dan umbi-umbian, kacang-kacangan, susu dan olahannya, daging (termasuk ikan, ayam, daging, dan hati ), telur, serta sayur dan buah-buahan.
Baca juga: Ahli gizi sarankan ibu untuk gunakan bahan alami pada MPASI
Baca juga: BKKBN minta pemda tak abaikan 1.000 HPK sebagai penentu anak stunting