KSOP Denpasar kerahkan kapal patroli dukung keselamatan di laut
25 Juli 2023 11:55 WIB
Arsip foto - Sejumlah penumpang bersiap berangkat menumpangi kapal cepat menuju Pulau Nusa Penida di Pelabuhan Sanur, Denpasar, Senin (17/4/2023). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Denpasar, Bali (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa, Denpasar, Bali, mengerahkan kapal patroli untuk mendukung keselamatan kapal penumpang dan nelayan mengantisipasi gelombang tinggi di laut.
"Kami ingatkan melalui patroli laut di kolam bandar supaya mereka antisipasi keadaan cuaca," kata nakhoda Kapal Negara KN515 Komang Sunarka di Denpasar, Bali, Selasa.
Petugas kesyahbandaran di kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) milik KSOP Benoa itu menambahkan informasi cuaca terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan kemudian diteruskan kembali kepada seluruh nahkoda termasuk melalui operator kapal.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengingatkan pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan atau memancing di sekitar Pelabuhan Benoa Denpasar untuk mewaspadai gelombang tinggi.
"Kami ingatkan melalui patroli laut agar selalu menggunakan jaket pelampung sebagai salah satu alat keselamatan," katanya.
KSOP Benoa Denpasar memiliki empat wilayah kerja yakni di Sanur, Serangan, Kedonganan, dan Tanjung Benoa.
Wilayah kerja itu selain menyangkut jalur nelayan, juga merupakan jalur penyeberangan dan wisata bahari.
Untuk jalur penyeberangan, KSOP Benoa meminta operator untuk tidak memaksakan untuk memberangkatkan kapal jika cuaca tidak mendukung.
KSOP Benoa juga memastikan kapal cepat yang mencapai 64 unit di jalur penyeberangan Sanur-Nusa Penida juga sudah menjalani uji petik atau pemeriksaan keselamatan serta sebelum menerbitkan surat persetujuan berlayar, pihaknya melakukan pemeriksaan dokumen kapal.
Sementara itu, BMKG Wilayah III Denpasar meminta masyarakat dan operator kapal mewaspadai potensi tinggi gelombang laut hingga empat meter di jalur penyeberangan di Bali diperkirakan pada 25-28 Juli 2023.
Potensi gelombang itu disebabkan kecepatan angin yang mendorong terjadinya gelombang tinggi di Bali.
Adapun angin tersebut memiliki kecepatan rata-rata hingga 40 kilometer per jam yang bertiup dari arah timur-tenggara.
Jalur penyeberangan itu yakni di Selat Badung, Selat Bali bagian selatan, dan Selat Lombok bagian selatan.
Sedangkan, di perairan selatan Bali diperkirakan memiliki ketinggian gelombang hingga enam meter.
Baca juga: Pelni Denpasar awasi operasional 24 jam antisipasi gelombang tinggi
Baca juga: Karena ombak tinggi, KSOP Benoa perketat lalu lintas kapal
Baca juga: KSOP Benoa: Operator kapal jangan nekat berlayar saat cuaca buruk
"Kami ingatkan melalui patroli laut di kolam bandar supaya mereka antisipasi keadaan cuaca," kata nakhoda Kapal Negara KN515 Komang Sunarka di Denpasar, Bali, Selasa.
Petugas kesyahbandaran di kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) milik KSOP Benoa itu menambahkan informasi cuaca terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan kemudian diteruskan kembali kepada seluruh nahkoda termasuk melalui operator kapal.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengingatkan pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan atau memancing di sekitar Pelabuhan Benoa Denpasar untuk mewaspadai gelombang tinggi.
"Kami ingatkan melalui patroli laut agar selalu menggunakan jaket pelampung sebagai salah satu alat keselamatan," katanya.
KSOP Benoa Denpasar memiliki empat wilayah kerja yakni di Sanur, Serangan, Kedonganan, dan Tanjung Benoa.
Wilayah kerja itu selain menyangkut jalur nelayan, juga merupakan jalur penyeberangan dan wisata bahari.
Untuk jalur penyeberangan, KSOP Benoa meminta operator untuk tidak memaksakan untuk memberangkatkan kapal jika cuaca tidak mendukung.
KSOP Benoa juga memastikan kapal cepat yang mencapai 64 unit di jalur penyeberangan Sanur-Nusa Penida juga sudah menjalani uji petik atau pemeriksaan keselamatan serta sebelum menerbitkan surat persetujuan berlayar, pihaknya melakukan pemeriksaan dokumen kapal.
Sementara itu, BMKG Wilayah III Denpasar meminta masyarakat dan operator kapal mewaspadai potensi tinggi gelombang laut hingga empat meter di jalur penyeberangan di Bali diperkirakan pada 25-28 Juli 2023.
Potensi gelombang itu disebabkan kecepatan angin yang mendorong terjadinya gelombang tinggi di Bali.
Adapun angin tersebut memiliki kecepatan rata-rata hingga 40 kilometer per jam yang bertiup dari arah timur-tenggara.
Jalur penyeberangan itu yakni di Selat Badung, Selat Bali bagian selatan, dan Selat Lombok bagian selatan.
Sedangkan, di perairan selatan Bali diperkirakan memiliki ketinggian gelombang hingga enam meter.
Baca juga: Pelni Denpasar awasi operasional 24 jam antisipasi gelombang tinggi
Baca juga: Karena ombak tinggi, KSOP Benoa perketat lalu lintas kapal
Baca juga: KSOP Benoa: Operator kapal jangan nekat berlayar saat cuaca buruk
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: