Kadin Jatim mengusulkan program siswa SMK magang di ThailandÂ
24 Juli 2023 23:42 WIB
Gubernur Provinsi Narathiwat Sanan Phongaksorn (kiri), Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto dan Rektor Universitas Nurul Jadid Probolinggo KH Abd. Hamid Wahid saat pertemuan, di Kantor Kadin Jawa Timur, di Surabaya, Minggu (23/7/2023). ANTARA/HO-Kadin Jatim
Surabaya (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) mengusulkan program siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) magang di Thailand terkait budi daya durian dan industri pengolahannya.
"Selain itu, kami juga menawarkan kerja sama perdagangan dan investasi," kata Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin.
Penawaran itu disampaikan Adik Dwi Putranto saat menerima kunjungan puluhan delegasi dari Thailand yang dipimpin oleh Gubernur Provinsi Narathiwat Sanan Phongaksorn ke Kadin Jatim, di Surabaya, Minggu (23/7).
Adik mengaku senang karena saat ini Jatim memang tengah berupaya maksimal untuk meningkatkan sektor ekonomi dan pendidikan atau peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Kalau pendidikan, di sana memiliki keunggulan sektor pertanian, khususnya hortikultura seperti durian. Secara kualitas bagus. Pengolahan pasca panen juga lengkap dan bagus. Sehingga kita perlu belajar bagaimana budi dayanya dan pengolahan pasca panen," ujarnya pula.
Sementara di Indonesia, kata dia lagi, walaupun produksi berbagai komoditas pertanian secara kuantitas menang, tetapi secara kualitas banyak yang kalah.
"Kita ini produsen durian terbesar, tetapi masih untuk konsumsi dalam negeri saja, belum ekspor. Kualitasnya masih harus ditingkatkan," ujarnya pula.
Harusnya, kata Adik, sudah mulai dipilah, mana yang bisa diekspor dan mana yang hanya bisa dipasarkan dalam negeri. "Ini kami perlu belajar di sana, tentang bagaimana budi dayanya agar mendapatkan hasil produksi dengan kualitas bagus dan bagaimana pengolahan dan pasca panen,” kata Adik.
Gubernur Provinsi Narathiwat Sanan Phongaksorn sebelumnya menawarkan kerja sama pengembangan komoditas durian. Selain itu, ia juga membuka kerja sama dalam banyak bidang lain, mulai dari peningkatan SDM, perdagangan, investasi dan industri.
Sanan mengatakan, awalnya kedatangan mereka ke Indonesia karena adanya undangan dari Rektor Universitas Nurul Jadid Kyai Hamid yang memberikan penawaran langsung ke Dinas Pendidikan Provinsi Narathiwat untuk menjalin kerja sama bidang pendidikan.
"Tetapi kami juga berharap bisa menjalin kerja sama di bidang lain, seperti industri, perdagangan dan bidang pertanian, khususnya buah-buahan dan lainnya sehingga ada usaha untuk saling membantu dalam meningkatkan perekonomian kedua belah pihak," kata Sanan.
Pada sektor pertanian, kerja sama akan lebih dikhususkan pada budi daya buah-buahan seperti durian. Menurutnya, komoditas durian memiliki potensi yang cukup besar karena banyak yang menyukai.
"Durian ini tidak hanya disenangi di Thailand, tetapi juga Indonesia dan negara lain. Bahkan kebutuhan di Provinsi Narathiwat sangat besar karena diolah menjadi produk turunan. Sehingga Narathiwat harus mendatangkan durian dari Thailand bagian utara untuk bahan baku olahan durian yang akan diekspor," katanya lagi.
Oleh karena itu, ia berharap pengusaha Jatim bisa belajar budi daya durian yang baik, mulai dari pemilihan benih, cara budi daya hingga pengolahan pasca panen.
"Harus diteliti, bagaimana durian itu bisa berbuah dalam jangka waktu satu tahun, bagaimana rasanya, buahnya. Itu harus belajar. Harapan kami, jika ada perusahaan yang sudah berhasil mengembangkan budi daya durian, ini bisa ekspor, termasuk ke Thailand," kata Sanan.
Baca juga: Kemendikbud targetkan kirim 20.000 orang magang ke luar negeri
Baca juga: Pemprov Jateng buka kembali program magang kerja ke Jepang
"Selain itu, kami juga menawarkan kerja sama perdagangan dan investasi," kata Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin.
Penawaran itu disampaikan Adik Dwi Putranto saat menerima kunjungan puluhan delegasi dari Thailand yang dipimpin oleh Gubernur Provinsi Narathiwat Sanan Phongaksorn ke Kadin Jatim, di Surabaya, Minggu (23/7).
Adik mengaku senang karena saat ini Jatim memang tengah berupaya maksimal untuk meningkatkan sektor ekonomi dan pendidikan atau peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Kalau pendidikan, di sana memiliki keunggulan sektor pertanian, khususnya hortikultura seperti durian. Secara kualitas bagus. Pengolahan pasca panen juga lengkap dan bagus. Sehingga kita perlu belajar bagaimana budi dayanya dan pengolahan pasca panen," ujarnya pula.
Sementara di Indonesia, kata dia lagi, walaupun produksi berbagai komoditas pertanian secara kuantitas menang, tetapi secara kualitas banyak yang kalah.
"Kita ini produsen durian terbesar, tetapi masih untuk konsumsi dalam negeri saja, belum ekspor. Kualitasnya masih harus ditingkatkan," ujarnya pula.
Harusnya, kata Adik, sudah mulai dipilah, mana yang bisa diekspor dan mana yang hanya bisa dipasarkan dalam negeri. "Ini kami perlu belajar di sana, tentang bagaimana budi dayanya agar mendapatkan hasil produksi dengan kualitas bagus dan bagaimana pengolahan dan pasca panen,” kata Adik.
Gubernur Provinsi Narathiwat Sanan Phongaksorn sebelumnya menawarkan kerja sama pengembangan komoditas durian. Selain itu, ia juga membuka kerja sama dalam banyak bidang lain, mulai dari peningkatan SDM, perdagangan, investasi dan industri.
Sanan mengatakan, awalnya kedatangan mereka ke Indonesia karena adanya undangan dari Rektor Universitas Nurul Jadid Kyai Hamid yang memberikan penawaran langsung ke Dinas Pendidikan Provinsi Narathiwat untuk menjalin kerja sama bidang pendidikan.
"Tetapi kami juga berharap bisa menjalin kerja sama di bidang lain, seperti industri, perdagangan dan bidang pertanian, khususnya buah-buahan dan lainnya sehingga ada usaha untuk saling membantu dalam meningkatkan perekonomian kedua belah pihak," kata Sanan.
Pada sektor pertanian, kerja sama akan lebih dikhususkan pada budi daya buah-buahan seperti durian. Menurutnya, komoditas durian memiliki potensi yang cukup besar karena banyak yang menyukai.
"Durian ini tidak hanya disenangi di Thailand, tetapi juga Indonesia dan negara lain. Bahkan kebutuhan di Provinsi Narathiwat sangat besar karena diolah menjadi produk turunan. Sehingga Narathiwat harus mendatangkan durian dari Thailand bagian utara untuk bahan baku olahan durian yang akan diekspor," katanya lagi.
Oleh karena itu, ia berharap pengusaha Jatim bisa belajar budi daya durian yang baik, mulai dari pemilihan benih, cara budi daya hingga pengolahan pasca panen.
"Harus diteliti, bagaimana durian itu bisa berbuah dalam jangka waktu satu tahun, bagaimana rasanya, buahnya. Itu harus belajar. Harapan kami, jika ada perusahaan yang sudah berhasil mengembangkan budi daya durian, ini bisa ekspor, termasuk ke Thailand," kata Sanan.
Baca juga: Kemendikbud targetkan kirim 20.000 orang magang ke luar negeri
Baca juga: Pemprov Jateng buka kembali program magang kerja ke Jepang
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: