Pemerintah dorong standar pembelajaran berkompetisi dengan kampus luar
24 Juli 2023 20:04 WIB
Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Dr Lukman (kiri) dan Rektor UT Prof Ojat Darojat (kanan) di Tangerang Selatan, Senin (24/7/2023). (ANTARA/Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong agar standar pembelajaran kampus di Tanah Air bisa berkompetisi dengan kampus di luar negeri.
“Tantangan ke depan adalah standar, standar kita jangan hanya dirancang bisa berkompetisi dengan kampus luar negeri,” ujar Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Dr Lukman dalam seminar yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT) di Tangerang Selatan, Senin.
Dia menambahkan UT sebagai kampus PTN Berbadan Hukum (PTNBH) harus bisa merancang pembelajaran yang sesuai dengan standar global. Sehingga, lulusannya pun bisa bekerja dan bersaing di luar negeri.
Baca juga: Pemerintah buka peluang operasi kampus asing di Indonesia
Baca juga: Pemerintah dorong kampus lakukan kolaborasi dengan kampus luar negeri
“Tantangannya adalah bagaimana menyiapkan kurikulum, menyiapkan dosen supaya bisa berdaya saing secara global,” tambah dia.
Lukman mengemukakan kampus asal luar negeri telah beroperasi di Indonesia, seperti Monash University di Tangerang, Banten. Sejumlah kampus asal luar negeri lainnya akan beroperasi di Bandung, yakni Deakin University dan Lancaster University. Kemudian di Surabaya akan beroperasi Western Sidney University, King College University, Curtin University, hingga Georgetown University.
“Saat ini, Indonesia menjadi incaran kampus luar negeri. Bahkan, di IKN Nusantara juga sedang disiapkan kampus global,” kata Lukman.
Lukman menjelaskan dibukanya izin kampus asing di Indonesia karena berdasarkan pengalaman, dari 44.000 mahasiswa Indonesia di Malaysia bukanlah belajar di kampus Malaysia melainkan kampus asing yang membuka cabang di Malaysia. Peluang itu kemudian diambil pemerintah dengan mengizinkan dibukanya kampus asing di Tanah Air.
Meski demikian, Lukman mengingatkan agar kampus di Tanah Air, khususnya PTN, harus mampu meningkatkan kompetensinya dan berkolaborasi dengan kampus asing itu.
“Jangan jadikan kampus asing itu sebagai kompetitor, tapi kita harus bisa berkolaborasi dengan kampus tersebut. Saya juga sudah minta Monash University untuk berkolaborasi dengan kampus sekitarnya, menciptakan jejaring dan lainnya,” imbuh dia.
Baca juga: Kowani minta adanya standar pembelajaran daring
Rektor UT, Prof Ojat Darojat mengatakan saat ini merupakan era pendidikan tinggi dan pihaknya menyambut positif dengan kehadiran kampus asing.
“Tentunya keberadaan kampus asing akan menyemarakkan komunitas pendidikan tinggi dan memicu kampus-kampus lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita,” kata Ojat.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UT dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
“Tantangan ke depan adalah standar, standar kita jangan hanya dirancang bisa berkompetisi dengan kampus luar negeri,” ujar Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Dr Lukman dalam seminar yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT) di Tangerang Selatan, Senin.
Dia menambahkan UT sebagai kampus PTN Berbadan Hukum (PTNBH) harus bisa merancang pembelajaran yang sesuai dengan standar global. Sehingga, lulusannya pun bisa bekerja dan bersaing di luar negeri.
Baca juga: Pemerintah buka peluang operasi kampus asing di Indonesia
Baca juga: Pemerintah dorong kampus lakukan kolaborasi dengan kampus luar negeri
“Tantangannya adalah bagaimana menyiapkan kurikulum, menyiapkan dosen supaya bisa berdaya saing secara global,” tambah dia.
Lukman mengemukakan kampus asal luar negeri telah beroperasi di Indonesia, seperti Monash University di Tangerang, Banten. Sejumlah kampus asal luar negeri lainnya akan beroperasi di Bandung, yakni Deakin University dan Lancaster University. Kemudian di Surabaya akan beroperasi Western Sidney University, King College University, Curtin University, hingga Georgetown University.
“Saat ini, Indonesia menjadi incaran kampus luar negeri. Bahkan, di IKN Nusantara juga sedang disiapkan kampus global,” kata Lukman.
Lukman menjelaskan dibukanya izin kampus asing di Indonesia karena berdasarkan pengalaman, dari 44.000 mahasiswa Indonesia di Malaysia bukanlah belajar di kampus Malaysia melainkan kampus asing yang membuka cabang di Malaysia. Peluang itu kemudian diambil pemerintah dengan mengizinkan dibukanya kampus asing di Tanah Air.
Meski demikian, Lukman mengingatkan agar kampus di Tanah Air, khususnya PTN, harus mampu meningkatkan kompetensinya dan berkolaborasi dengan kampus asing itu.
“Jangan jadikan kampus asing itu sebagai kompetitor, tapi kita harus bisa berkolaborasi dengan kampus tersebut. Saya juga sudah minta Monash University untuk berkolaborasi dengan kampus sekitarnya, menciptakan jejaring dan lainnya,” imbuh dia.
Baca juga: Kowani minta adanya standar pembelajaran daring
Rektor UT, Prof Ojat Darojat mengatakan saat ini merupakan era pendidikan tinggi dan pihaknya menyambut positif dengan kehadiran kampus asing.
“Tentunya keberadaan kampus asing akan menyemarakkan komunitas pendidikan tinggi dan memicu kampus-kampus lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita,” kata Ojat.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UT dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: