Dosen dan mahasiswa UB kembangkan pertanian terintegrasi di Banyuwangi
24 Juli 2023 17:38 WIB
Model ZWIFS (Zero Waste Integrated Farming System) yang sudah diisi ayam, ikan dan tanaman sayur yang dikembangkan dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi (ANTARA/HO/Universitas Brawijaya/End)
Malang (ANTARA) - Sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melalui kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan mengembangkan teknologi pertanian terintegrasi (Integrated Farming System/IFS) di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Ketua Tim Pelaksana Doktor Mengabdi Kemitraan di Desa Kemiren Dr. Rita Parmawati, SP., ME dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan kegiatan yang digelar selama Juni-Juli 2023, bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut dengan menggunakan sistem otomatis terintegrasi dalam satu rangkaian terpadu.
"Desa Kemiren dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini, karena memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan dalam aspek pertanian berkelanjutan," ujar Rita.
Ia mengatakan tujuan utama dari kegiatan ini untuk mengembangkan Desa Kemiren, kelompok masyarakat dan Usaha Kecil Mikro (UKM) agar lebih maju dan mandiri secara ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta penguasaan teknologi dan IT.
Baca juga: Mahasiswa UB latih pelaku UMKM strategi pemasaran melalui media sosial
Baca juga: MMD Universitas Brawijaya kembangkan Desaverse seribu desa di Jatim
Menurut Rita, implementasi teknologi IFS menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Sosialisasi teknologi IFS dilakukan pada focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan pada 18 Juni 2023 di pendopo Desa Kemiren. FGD dihadiri oleh Kepala Desa Kemiren, Kelompok Tani Muda, Penyuluh Pertanian, dan perangkat Desa Kemiren.
Rita dan tim memberikan penjelasan terkait penerapan teknologi IFS. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman konsep pertanian terpadu terintegrasi, cara kerja sistem otomatis terintegrasi, serta manfaat dan keuntungan penerapannya di masa yang akan datang.
Dalam implementasi IFS, lanjutnya, tim mahasiswa dan dosen UB menjalankan rangkaian sistem terpadu yang mencakup budi daya ikan, budi daya maggot, ternak ayam, dan budi daya tanaman.
"Sistem otomatis terintegrasi memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang efisien serta memaksimalkan produktivitas dalam setiap tahapan budi daya,” kata Rita.
Melalui kegiatan ini, katanya, diharapkan Desa Kemiren dan kelompok masyarakat di sekitarnya dapat memanfaatkan teknologi IFS untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan kemandirian ekonomi, memperkaya aspek sosial budaya, meningkatkan pendidikan, serta memperluas penguasaan teknologi maupun teknologi informasi.
"Hal ini sejalan dengan peta jalan pengabdian untuk mewujudkan pertanian terpadu berkelanjutan," kata ahli Bidang Pertanian Berkelanjutan dan Sosial Ekonomi Pertanian tersebut.
Di akhir kegiatan, kata Rita, diharapkan penerapan IFS dengan sistem otomatis terintegrasi dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi Desa Kemiren dan wilayah sekitarnya.
Dengan demikian, langkah menuju pertanian yang berkelanjutan dan mandiri secara perlahan bisa terwujud di Desa Kemiren, Banyuwangi.
Tim pelaksana kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan Desa Kemiren dipimpin oleh Dr. Rita Parmawati, SP., ME yang didukung oleh lima mahasiswa.
Selain itu, beberapa dosen juga ikut terlibat, di antaranya Indah Yanti, S.Si., M.Si (Ahli Bidang Pemodelan Matematika), Ayu Winna Ramadhani, S.Pi., M.Si (Ahli Bidang Akuakultur), dan Wuwun Risvita, S.P., M.P (Ahli Bidang Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat).*
Baca juga: UB Kediri pre-launching "Brawijaya Agro Science"
Baca juga: Mahasiswa UB bantu petani lakukan pengecekan kesuburan tanah
Ketua Tim Pelaksana Doktor Mengabdi Kemitraan di Desa Kemiren Dr. Rita Parmawati, SP., ME dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan kegiatan yang digelar selama Juni-Juli 2023, bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut dengan menggunakan sistem otomatis terintegrasi dalam satu rangkaian terpadu.
"Desa Kemiren dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini, karena memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan dalam aspek pertanian berkelanjutan," ujar Rita.
Ia mengatakan tujuan utama dari kegiatan ini untuk mengembangkan Desa Kemiren, kelompok masyarakat dan Usaha Kecil Mikro (UKM) agar lebih maju dan mandiri secara ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta penguasaan teknologi dan IT.
Baca juga: Mahasiswa UB latih pelaku UMKM strategi pemasaran melalui media sosial
Baca juga: MMD Universitas Brawijaya kembangkan Desaverse seribu desa di Jatim
Menurut Rita, implementasi teknologi IFS menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Sosialisasi teknologi IFS dilakukan pada focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan pada 18 Juni 2023 di pendopo Desa Kemiren. FGD dihadiri oleh Kepala Desa Kemiren, Kelompok Tani Muda, Penyuluh Pertanian, dan perangkat Desa Kemiren.
Rita dan tim memberikan penjelasan terkait penerapan teknologi IFS. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman konsep pertanian terpadu terintegrasi, cara kerja sistem otomatis terintegrasi, serta manfaat dan keuntungan penerapannya di masa yang akan datang.
Dalam implementasi IFS, lanjutnya, tim mahasiswa dan dosen UB menjalankan rangkaian sistem terpadu yang mencakup budi daya ikan, budi daya maggot, ternak ayam, dan budi daya tanaman.
"Sistem otomatis terintegrasi memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang efisien serta memaksimalkan produktivitas dalam setiap tahapan budi daya,” kata Rita.
Melalui kegiatan ini, katanya, diharapkan Desa Kemiren dan kelompok masyarakat di sekitarnya dapat memanfaatkan teknologi IFS untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan kemandirian ekonomi, memperkaya aspek sosial budaya, meningkatkan pendidikan, serta memperluas penguasaan teknologi maupun teknologi informasi.
"Hal ini sejalan dengan peta jalan pengabdian untuk mewujudkan pertanian terpadu berkelanjutan," kata ahli Bidang Pertanian Berkelanjutan dan Sosial Ekonomi Pertanian tersebut.
Di akhir kegiatan, kata Rita, diharapkan penerapan IFS dengan sistem otomatis terintegrasi dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi Desa Kemiren dan wilayah sekitarnya.
Dengan demikian, langkah menuju pertanian yang berkelanjutan dan mandiri secara perlahan bisa terwujud di Desa Kemiren, Banyuwangi.
Tim pelaksana kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan Desa Kemiren dipimpin oleh Dr. Rita Parmawati, SP., ME yang didukung oleh lima mahasiswa.
Selain itu, beberapa dosen juga ikut terlibat, di antaranya Indah Yanti, S.Si., M.Si (Ahli Bidang Pemodelan Matematika), Ayu Winna Ramadhani, S.Pi., M.Si (Ahli Bidang Akuakultur), dan Wuwun Risvita, S.P., M.P (Ahli Bidang Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat).*
Baca juga: UB Kediri pre-launching "Brawijaya Agro Science"
Baca juga: Mahasiswa UB bantu petani lakukan pengecekan kesuburan tanah
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: