Semarang (ANTARA News) - Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang menilai bahwa Jawa Tengah berpotensi untuk mengembangkan bawang putih selain mengandalkan bawang merah.

"Situasi dan kondisi bawang merah dan putih hampir sama. Jika bawang merah bisa berkembang di Brebes, Kendal, Pati, hingga Blora, seharusnya satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dapat sinergi mengembangkan bawang putih," kata Ketua LP2K Semarang Ngargono di Semarang, Jumat.

Ngargono mengakui bahwa selama ini konsumen sudah terbiasa dengan bawang putih impor jenis kating dengan alasan cita rasa.

Kondisi tersebut, lanjut Ngargono seharusnya dapat diimbangi dengan penyediaan bawang putih lokal, sehingga pasar dapat meninggalkan bawang putih impor.

"Jika tidak ada kating dan kuantitas bawang lokal terpenuhi, diharapkan pasar dapat menerimanya," katanya.

Hasil pantauan LP2K, saat ini harga bawang merah dan putih di pasar tradisional Semarang terjadi penurunan Rp10 ribu per kilogram.

"Harga bawang putih dan bawang merah Rp35 ribu hingga Rp36 ribu per kilogram. Kami perkirakan harga bawang merah dan putih masih ada potensi penurunan menjadi Rp20 ribu per kilogram," katanya.

Sementara komoditas beras, tambah Ngargono dalam beberapa hari terakhir harganya masih stabil meskipun beberapa daerah sudah mulai panen.

"Di daerah Cilacap dan Banjarnegara misalnya sudah mulai panen, meskipun belum serentak. Panen serentak diperkirakan terjadi sekitar dua minggu lagi," katanya.

Selain panen, tambah Ngargono, cuaca menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya harga beras karena petani dapat menjemur gabah sebelum digiling.
(N008/B012)