Bandung (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekdaprov Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan jika dilihat kembali ke belakang, sektor pertanian mampu bertahan saat gempuran pandemi COVID-19.

"Ekonomi Jabar saat ini tumbuh positif sebesar lima persen, khususnya dalam laju pertumbuhan sektor pertanian berkontribusi besar sebanyak dua persen serta berdasarkan struktur persentase terhadap PDRB sebesar 8,50 persen," kata Sekdaprov Jabar Setiawan Wangsaatmaja, seusai membuka Rapat Kerja Daerah DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar, di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu.

Hadir dalam rakerda, Ketua DPD HKTI Jabar Nu’man Abdul dan Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional Maino Dwi Hartono.

Setiawan menuturkan, laju pertumbuhan sektor pertanian di Jabar adalah sebuah harapan kalau dikelola dengan baik pasti sektor pertanian akan terus menjadi tulang punggung ekonomi negara ini.

Selain sektor pertanian terdapat dua sektor lainnya yang juga bertahan, yaitu teknologi informasi dan komunikasi serta suplai air minum.

Namun menurut Sekda Setiawan, yang menjadi kendala keberlangsungan sektor pertanian adalah usia para petani konvensional di Jabar.

Pasalnya, hampir 70 persen usianya di atas 45 tahun, sedangkan jika melihat negara-negara maju, dunia pertanian mulai digeluti oleh generasi muda dilengkapi dengan kemajuan teknologi.

“Oleh karena itu Jawa Barat berupaya bagaimana caranya anak-anak yang mempunyai wawasan digitalisasi di kota ditarik mau menjadi petani. Tapi petaninya ini harus modern, kalau enggak, ya tidak ada yang berminat nantinya,” ujarnya pula.

Solusi dari permasalahan tersebut, Pemprov Jabar mempunyai program unggulan, yaitu Petani Milenial.

Melalui program ini generasi muda dibekali bimbingan dan wawasan tentang dunia pertanian dan teknologi yang digunakan.

Program Petani Milenial mencakupi lima sektor, yaitu kehutanan, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan serta kelautan dan perikanan.

Petani milenial diberikan bimbingan teknis. Pemprov Jabar juga mengupayakan lahan, offtaker, serta komoditasnya apa saja yang akan dikembangkan.

“Petani-petani ini mulai ada harapan, karena mereka anak-anak muda yang dikenalkan dengan Internet of Things. Bagaimana misalnya mereka menyiram diatur dari HP-nya tepat waktu, kualitas, dan kuantitas," kata Setiawan.

"Kemudian di sektor perikanan memberikan makan, melihat lahan dengan memainkan drone. Ada harapan kita bisa bersaing dengan para petani di Thailand dan Vietnam,” ujarnya lagi.

Oleh karena itu melalui rakerda, Sekdaprov Setiawan berharap isu-isu seperti ini dapat dibahas dengan mendalam sebagai kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat Jabar.

Setiawan menekankan pula pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, akademisi, pengusaha maupun media.

“Saya menginginkan sinergi ini harus terus kita perkuat dalam blue print dan roadmap yang sama,” kata Setiawan.

Baca juga: BUMD Agro Jabar berupaya selesaikan tunggakan program petani milenial
Baca juga: APTRI Jabar sebut luas areal lahan tebu petani meningkat