Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan, Jumat, menyetujui pengiriman pertama bantuan kemanusiaan ke Korea Utara sejak ketegangan militer meningkat setelah Pyongyang meluncurkan roket pada Desember dan uji coba nuklir bulan lalu.

Eugene Bell, seorang dermawan Korsel, diberi izin mengirim obat TBC seharga 678 juta won (605.000 dolar AS) bagi program pelayanan medisnya di Korut, kata Kementerian Unifikasi, seperti yang dilaporkan AFP.

Tetapi juru bicara kementerian itu Kim Myung-Suk menegaskan keputusan itu jangan dianggap sebagai satu isyarat damai, pada saat ketegangan militer meningkat di semenanjung Korea.

"Persetujuan itu hanya untuk tujuan-tujuan kemanusiaan dan jangan dianggap sebagai satu pesan untuk memaafkan provokasi-provokasi Korut baru-baru ini," katanya.

Dalam pekan-pekan belakangan ini, Korut melakukan sejumlah ancaman militer terhadap pelatihan militer Korsel-Amerika Serikat dan sanksi-sanksi PBB yang diberlakukan setelah negara itu melakukan uji coba nuklir Februari.

Korsel menghentikan pengiriman bantuan pangan dan pupuk kepada Korut setelah bekas pemerintah konservatif Presiden Lee Myung-Bak memangku jabatannya awal tahun 2008.

Bantuan kemanusiaan oleh kelomok-kelompok sipil tetap diizinkan, dengan sebagian besar pengiriman baru-baru ini dilakukan November tahun lalu.

Presiden baru Korsel Park Geun-Hye berkampanye dengan satu janji pendekatan lebih luas dengan Pyongyang dan menangguhkan kemungkinan dimulainya kembali bantuan resmi.

Tetapi peluncuran roket dan uji coba nuklir, dan sanksi-sanksi PBB setelah kegiatan itu, menyebabkan rencana pendekatan terhenti.

Korut mengalami kekurangan pangan yang kronis, dengan situasi bertambah parah akibat banjir, kekeringan dan salah urus. Ratusan ribu orang tewas akibat kekurangan pangan dalam pertengahan sampai akhir tahun 1990-an.


Penerjemah : Rafaat Nurdin