Korsel sebut Korut tembakkan rudal jelajah ke Laut Kuning
22 Juli 2023 15:17 WIB
Arsip foto - Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 diluncurkan di Bandara Internasional Pyongyang, di Pyongyang, Korea Utara (18/2/2023), dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korut. (ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/aww.)
Seoul (ANTARA) - Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah ke arah Laut Kuning pada Sabtu.
Pihak intelijen Korsel dan Amerika Serikat sedang menganalisa peluncuran tersebut, yang dilakukan pada pukul 4.00 pagi waktu setempat, untuk mempelajari tipe rudal dan detail lainnya lebih lanjut, menurut JCS.
"Militer kami telah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan sambil bekerja sama erat dengan AS dan mempertahankan kesiapsiagaan," kata JCS.
Peluncuran rudal itu terjadi tiga hari setelah Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur.
Tindakan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea menyusul kunjungan pelabuhan kapal selam AS berkemampuan nuklir selama lebih dari 40 tahun dan sesi perdana Kelompok Konsultatif Nuklir Korea Selatan-AS awal pekan ini.
Baca juga: Utusan nuklir Korsel, AS, Jepang kecam uji coba rudal terbaru Korut
USS Kentucky (SSBN 737), kapal selam rudal balistik nuklir (SSBN) kelas Ohio seberat 18.750 ton, meninggalkan pangkalan angkatan laut Busan pada Jumat, tiga hari setelah kunjungan pelabuhan yang jarang terjadi sebagai unjuk kekuatan besar melawan ancaman militer Korea Utara yang semakin intens.
Korut mengutuk kunjungan itu, mengatakan pengerahan SSBN dapat melanggar hukum karena penggunaan senjata nuklirnya.
Sebelumnya pada Maret, Korut mengatakan negaranya meluncurkan rudal jelajah strategis "dipasangi hulu ledak uji meniru hulu ledak nuklir."
Pada saat itu, media milik negara Korut mengatakan dua rudal jelajah strategis tipe "Hwasal-1" dan dua rudal jelajah strategis tipe "Hwasal-2" yang diluncurkan di Provinsi Hamgyong Selatan, secara akurat mengenai target yang dipasang di Laut Timur.
Baca juga: AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber
Baca juga: Peretas Korut jebol perusahaan AS untuk curi uang kripto
Sumber: Yonhap
Pihak intelijen Korsel dan Amerika Serikat sedang menganalisa peluncuran tersebut, yang dilakukan pada pukul 4.00 pagi waktu setempat, untuk mempelajari tipe rudal dan detail lainnya lebih lanjut, menurut JCS.
"Militer kami telah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan sambil bekerja sama erat dengan AS dan mempertahankan kesiapsiagaan," kata JCS.
Peluncuran rudal itu terjadi tiga hari setelah Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur.
Tindakan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea menyusul kunjungan pelabuhan kapal selam AS berkemampuan nuklir selama lebih dari 40 tahun dan sesi perdana Kelompok Konsultatif Nuklir Korea Selatan-AS awal pekan ini.
Baca juga: Utusan nuklir Korsel, AS, Jepang kecam uji coba rudal terbaru Korut
USS Kentucky (SSBN 737), kapal selam rudal balistik nuklir (SSBN) kelas Ohio seberat 18.750 ton, meninggalkan pangkalan angkatan laut Busan pada Jumat, tiga hari setelah kunjungan pelabuhan yang jarang terjadi sebagai unjuk kekuatan besar melawan ancaman militer Korea Utara yang semakin intens.
Korut mengutuk kunjungan itu, mengatakan pengerahan SSBN dapat melanggar hukum karena penggunaan senjata nuklirnya.
Sebelumnya pada Maret, Korut mengatakan negaranya meluncurkan rudal jelajah strategis "dipasangi hulu ledak uji meniru hulu ledak nuklir."
Pada saat itu, media milik negara Korut mengatakan dua rudal jelajah strategis tipe "Hwasal-1" dan dua rudal jelajah strategis tipe "Hwasal-2" yang diluncurkan di Provinsi Hamgyong Selatan, secara akurat mengenai target yang dipasang di Laut Timur.
Baca juga: AS sebut Korut timbulkan ancaman besar terhadap keamanan siber
Baca juga: Peretas Korut jebol perusahaan AS untuk curi uang kripto
Sumber: Yonhap
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: