Pontianak (ANTARA) - Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Ketapang terkait penanganan dampak banjir yang melanda dua desa di daerah ini akibat meluapnya air Sungai Jalai sejak Kamis (20/7).

"BPBD Provinsi Kalbar dengan BPBD Ketapang dan pihak terkait lain terus melakukan koordinasi penanganan dampak banjir, " ujar Kepala Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar, Daniel di Pontianak, Sabtu.

Ia menyebutkan, dua lokasi yang terdampak banjir di Kabupaten Ketapang yakni Desa Kusuma Jaya dan Desa Pangkalan Suka, Kecamatan Jelai Hulu.

Baca juga: Beijing dan kota lain bersiap hadapi banjir parah dan panas menyengat

Untuk Desa Kusuma Jaya, kata dia, jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak yakni 243 atau ada 813 jiwa. Terdapat 61 rumah warga, balai desa, masjid ikut terendam. Ketinggian air dari jalan capai 180 CM.

Sementara untuk Desa Pangkalan Suka ada 285 KK atau 892 jiwa terdampak. Terdapat 35 rumah, sekolah dan gereja ikut terendam. Ketinggian air dari badan jalan capai 140 CM.

"Untuk kronologi kejadian berdasarkan informasi yang diterima oleh BPBD Ketapang disebabkan karena meluapnya sungai Jelai. Sehingga merendam permukiman rumah warga dan beberapa ruas jalan desa serta mengakibatkan terganggunya transportasi dan aktivitas masyarakat,"katanya.

Baca juga: Hampir 50 orang tewas, ribuan mengungsi karena banjir di Korsel

Dengan kejadian itu, dan untuk meminimalisasi terjadi korban jiwa dan kerugian materi, BPBD Ketapang membentuk tim guna melakukan mitigasi serta pemantau ke lokasi yang terdampak banjir.

"Kami juga sudah meminta untuk berkoordinasi dengan PLN untuk memutuskan aliran listrik pada rumah yang sudah terendam air supaya aman,"kata dia.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat jika rumah sudah tidak aman untuk di tempati, maka sebaiknya bersedia dievakuasi di tempat yang aman, terutama warga yang rentan seperti lansia, orang sakit, ibu hamil, anak - anak dan disabilitas.

"Dalam situasi banjir ini, kami minta juga warga untuk mengamankan dokumen keluarga karena kalau dokumen yang rusak proses pergantiannya memerlukan waktu. Dalam situasi seperti ini masyarakat diminta tenang dan jangan panik,"katanya.

Baca juga: Banjir di sejumlah kawasan akibat hujan deras guyur Kota Jayapura
Baca juga: BNPB sebut bencana di Indonesia masih dipengaruhi cuaca regional