PBB (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan melancarkan penyelidikan independen tentang apakah senjata kimi benar-benar telah digunakan dalam konflik Suriah, kata pemimpin PBB Ban Ki-Moon, Kamis.
Ban mengatakan "misi sulit" tersebut akan dipusatkan pada tuduhan pemerintah Suriah bahwa pihak gerilyawan oposisi telah menembakkan peluru-peluru kendali senjata kimia dalam serangan mereka awal pekan ini.
Namun Prancis, Inggris dan Amerika Serikat mendesak Ban memperluas penyelidikan itu dengan juga mempelajari tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Pemerintah Suriah telah melancarkan tuduhan bahwa para gerilyawan oposisi menggunakan senjata kimia ketika melakukan penyerangan di Khan al-Assal di dekat Aleppo pada Selasa.
Sementara itu, pihak oposisi mengatakan pemerintah telah melakukan serangan dan juga menggunakan senjata kimia yang dilarang dalam insiden lainnya di dekat Damaskus.
"Saya telah memutuskan untuk menjalankan penyelidikan PBB terhadap kemungkinan penggunaan senjata kimia di Suriah," kata Ban kepada para wartawan di kantornya.
Kepemimpinan PBB sedang bekerja dengan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons, yaitu badan yang mengawasi Konvensi Senjata Kimia, serta dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam membentuk tim investigasi tersebut.
"Misi penyelidikan ini adalah untuk melihat insiden khusus yang menjadi perhatian saya seperti yang diajukan oleh pemerintah Suriah," kata Ban.
"Saya, tentu saja, mengetahui ada tuduhan-tuduhan lain menyangkut kasus serupa terkait dengan laporan soal penggunaan senjata-senjata kimia."
Ban tidak menerima pertanyaan apakah penyelidikan itu akan diperluas.
"Dalam melepas mandat bagi misi penyelidikan itu, kerja sama penuh dari semua pihak akan sangat penting. Saya menekankan bahwa hal ini termasuk diberikannya akses secara bebas," katanya menekankan.
"Pengumuman saya ini harus digunakan sebagai peringatan tegas bahwa penggunaan senjata kimia merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Ban.
"Masyarakat internasional memerlukan kepastian penuh bahwa persediaan senjata kimia diamankan melalui pemeriksaan."
Para diplomat dan pejabat PBB telah menekankan bahwa masih belum ada bukti resmi bahwa senjata kimia telah digunakan oleh kedua belah pihak di Suriah.
Inggris dan Prancis telah mengirim surat kepada Ban yang meminta Sekretaris Jenderal PBB itu untuk memperluas penyelidikan, yaitu termasuk tuduhan bahwa senjata kimia juga telah digunakan di Ataybah dekat Damaskus serta insiden lainnya di Homs pada 23 Desember lalu.
"Melihat betapa gawatnya tuduhan-tuduhan ini, kami menilai bahwa semua fakta terkait menyangkut tuduhan tersebut penting untuk diselidiki secara cepat."
Surat yang disampaikan oleh misi-misi Prancis dan Inggris untuk PBB itu mendesak dilakukannya "penyelidikan segera terhadap semua tuduhan", demikian AFP.
Penerjemah : Tia Mutiasari
PBB akan selidiki penggunaan senjata kimia di Suriah
22 Maret 2013 09:47 WIB
Ilustrasi. Seorang pejuang dari unit Sadik Brigade Tahrir al Sham Tentara Pembebasan Suriah membidikkan senjatanya di Mleha, Damaskus, Suriah. (REUTERS/Goran Tomasevic)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: