Tunis, Tunisia (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menyatakan optimistis pelajar Indonesia yang ada di Timur Tengah dan Afrika akan mewujudkan kebangkitan baru untuk masa depan bangsa yang lebih cerah.

Hal itu karena para pelajar yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah-Afrika telah berhasil meluncurkan buku "Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah".

"Membaca dan menelaah tulisan-tulisan di buku ini, saya optimistis bahwa kita mempunyai para ulama dan cendekiawan di masa depan yang akan melanjutkan misi menjaga dan membangun Indonesia," kata Zuhairi di Tunis, Tunisia, Jumat.

Dia meyakini ketika para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah memiliki prinsip cinta ilmu, Indonesia yang akan datang semakin cerah.

Zuhairi berharap para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika dapat mempersiapkan diri dengan ilmu.

Dia juga mengaku memiliki program pemberdayaan mahasiswa sebagai dukungan agar para mahasiswa terus belajar.

"Di Tunisia, saya selain sebagai duta besar, juga menjadi ustadz dan pelayan bagi para mahasiswa. Satu bulan pertama ketika tiba di Tunis sebagai duta besar, saya membuka pelatihan Academic Mindset. Setiap malam Rabu, saya mengampu ngaji kitab Muqaddimah karya Ibnu Khaldun," ujarnya.

Selain itu, Zuhairi juga mendukung kegiatan belajar para mahasiswa dengan memberikan buku-buku sebagai bentuk dukungan negara pada keberhasilan belajar.

Mahasiswa Universitas Zaitunah, Tunisia, Nata Sutisna mengatakan buku "Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah" ditulis oleh 37 pelajar Indonesia yang berisi gagasan dan pemikiran tentang diskursus moderasi beragama serta pengalaman moderasi beragama di Indonesia dan Timur Tengah.

"Mereka ingin menegaskan, bahwa pelajar Indonesia di Timur Tengah memiliki gagasan membangun kehidupan umat manusia yang berkeadaban melalui moderasi beragama," katanya.

Menurut Nata, melalui buku tersebut ingin menegaskan bahwa pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika berpikiran moderat serta mempunyai gagasan membangun wacana keagamaan yang humanis, moderat, dan toleran.

Dia mengatakan bahwa pelajar Indonesia ingin menghapus asumsi yang mengatakan kalau alumni Timur Tengah berpikiran ekstrem dan anti-Pancasila.

"Di buku ini kami menulis tentang diskursus moderasi beragama sebagai cara beragama yang relevan untuk diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Buku "Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah" merupakan kumpulan tulisan para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dalam rangka Simposium Pelajar Indonesia yang digelar pada Senin-Rabu (17-19 Juli 2023) di Tunis, Tunisia.