Kaum wanita bakar rumah tersangka kekerasan seksual di India
21 Juli 2023 18:30 WIB
Massa meggelar unjuk rasa dekat ambulans yang membawa jenazah seorang pria yang tewas akibat kekerasan antarsuku di negara bagian Manipur, India, pada 29 Juni 2023. (REUTERS/STRINGER)
New Delhi (ANTARA) - Kaum wanita di negara bagian Manipur, India timur laut, menyerang rumah tersangka utama kasus pelecehan seksual yang membuat seluruh India marah besar, kata polisi pada Jumat.
Mei silam sang tersangka diduga menyeret dua wanita ke jalanan untuk kemudian menghasut massa agar memperkosa dan mengarak kedua perempuan itu dalam keadaan telanjang bulat, kata polisi.
Bentrok etnis karena kasus itu tengah mengharu biru negara bagian di India tersebut.
Pelecehan seksual itu terjadi sekitar dua bulan lalu, tetapi menyita perhatian seantero India setelah sebuah video pendek viral di media sosial awal pekan ini.
Tersangka utama adalah seorang penduduk Manipur, yang merupakan negara bagian yang dilanda kekerasan.
Pria itu ditangkap Kamis beberapa jam setelah Perdana Menteri Narendra Modi mengutuk dugaan serangan seksual itu sebagai "memalukan". Modi juga menjanjikan tindakan keras.
Tiga orang lainnya juga sudah ditangkap. Polisi mengaku sedang melacak paling sedikit 30 orang lainnya yang terlibat dalam kejahatan seksual tersebut.
"Kaum perempuan daerah itu melempari batu dan membakar beberapa bagian rumah milik si tersangka utama di sebuah desa," kata Hemant Pandey, seorang perwira polisi di ibu kota Imphal.
"Kami mohon kaum wanita menggelar unjuk rasa secara damai karena ada hasutan yang intens. Kami memahami kemarahan mereka," kata dia.
Unjuk rasa direncanakan digelar di beberapa bagian India oleh kelompok hak asasi manusia yang menuntut keadilan dan penyelidikan cepat atas insiden kali ini yang menimbulkan pertanyaan seputar keselamatan perempuan di India.
Pelecehan seksual itu dilaporkan oleh kedua korban pada Mei setelah bentrok etnis pecah di Manipur.
Bentrok itu dipicu oleh perintah pengadilan kepada pemerintah agar mempertimbangkan tunjangan khusus yang dinikmati suku Kuki juga bisa dinikmati penduduk suku mayoritas Meitei.
Setidaknya 125 orang tewas dan lebih dari 40.000 meninggalkan rumah sejak kekerasan tersebut meletus.
"Kami ingin tahu mengapa polisi tak bertindak cepat, padahal mereka tahu kedua perempuan itu diperkosa dan diarak telanjang bulat di Manipur," kata Radhika Burman, mahasiswa di kota Kolkata yang akan memimpin unjuk rasa pada Kamis.
Modi berbicara sehari setelah video yang menunjukkan kedua wanita dianiaya itu viral di media sosial.
Modi tidak pernah mengomentari masalah publik yang terjadi di negara bagian yang dikuasai partainya yang berhaluan nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata.
Para anggota parlemen dari kubu oposisi yang mengirimkan pemberitahuan kepada dua majelis dalam parlemen India agar membahas kekerasan di Manipur, menghentikan sementara proses penyelidikan kasus itu pada Jumat.
"Manipur membutuhkan perhatian penuh dan kami mendesak Perdana Menteri agar membuat pernyataan jelas di parlemen," kata Mallikarjun Kharge, presiden partai Kongres yang beroposisi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bocah korban perkosaan di India lahirkan bayi
Baca juga: Pengadilan India pertimbangkan permohonan aborsi korban pemerkosaan
Baca juga: India luncurkan aplikasi mobile anti-pemerkosaan
Mei silam sang tersangka diduga menyeret dua wanita ke jalanan untuk kemudian menghasut massa agar memperkosa dan mengarak kedua perempuan itu dalam keadaan telanjang bulat, kata polisi.
Bentrok etnis karena kasus itu tengah mengharu biru negara bagian di India tersebut.
Pelecehan seksual itu terjadi sekitar dua bulan lalu, tetapi menyita perhatian seantero India setelah sebuah video pendek viral di media sosial awal pekan ini.
Tersangka utama adalah seorang penduduk Manipur, yang merupakan negara bagian yang dilanda kekerasan.
Pria itu ditangkap Kamis beberapa jam setelah Perdana Menteri Narendra Modi mengutuk dugaan serangan seksual itu sebagai "memalukan". Modi juga menjanjikan tindakan keras.
Tiga orang lainnya juga sudah ditangkap. Polisi mengaku sedang melacak paling sedikit 30 orang lainnya yang terlibat dalam kejahatan seksual tersebut.
"Kaum perempuan daerah itu melempari batu dan membakar beberapa bagian rumah milik si tersangka utama di sebuah desa," kata Hemant Pandey, seorang perwira polisi di ibu kota Imphal.
"Kami mohon kaum wanita menggelar unjuk rasa secara damai karena ada hasutan yang intens. Kami memahami kemarahan mereka," kata dia.
Unjuk rasa direncanakan digelar di beberapa bagian India oleh kelompok hak asasi manusia yang menuntut keadilan dan penyelidikan cepat atas insiden kali ini yang menimbulkan pertanyaan seputar keselamatan perempuan di India.
Pelecehan seksual itu dilaporkan oleh kedua korban pada Mei setelah bentrok etnis pecah di Manipur.
Bentrok itu dipicu oleh perintah pengadilan kepada pemerintah agar mempertimbangkan tunjangan khusus yang dinikmati suku Kuki juga bisa dinikmati penduduk suku mayoritas Meitei.
Setidaknya 125 orang tewas dan lebih dari 40.000 meninggalkan rumah sejak kekerasan tersebut meletus.
"Kami ingin tahu mengapa polisi tak bertindak cepat, padahal mereka tahu kedua perempuan itu diperkosa dan diarak telanjang bulat di Manipur," kata Radhika Burman, mahasiswa di kota Kolkata yang akan memimpin unjuk rasa pada Kamis.
Modi berbicara sehari setelah video yang menunjukkan kedua wanita dianiaya itu viral di media sosial.
Modi tidak pernah mengomentari masalah publik yang terjadi di negara bagian yang dikuasai partainya yang berhaluan nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata.
Para anggota parlemen dari kubu oposisi yang mengirimkan pemberitahuan kepada dua majelis dalam parlemen India agar membahas kekerasan di Manipur, menghentikan sementara proses penyelidikan kasus itu pada Jumat.
"Manipur membutuhkan perhatian penuh dan kami mendesak Perdana Menteri agar membuat pernyataan jelas di parlemen," kata Mallikarjun Kharge, presiden partai Kongres yang beroposisi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bocah korban perkosaan di India lahirkan bayi
Baca juga: Pengadilan India pertimbangkan permohonan aborsi korban pemerkosaan
Baca juga: India luncurkan aplikasi mobile anti-pemerkosaan
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: