Jakarta (ANTARA News) - Gedung utama Sekretariat Negara lantai tiga yang biasa digunakan untuk rapat terbakar pada Kamis sore pukul 16.50 WIB dan berhasil dipadamkan satu setengah jam kemudian tanpa adanya korban jiwa dan dokumen negara yang terbakar.

"Pukul 16.50 WIB telah terjadi kebakaran di gedung Setneg, bukan di Istana tapi gedung Setneg lantai 3. Lantai 3 ini adalah ruangan yang dipergunakan untuk sidang, jadi bukan yang dipakai oleh kantor. Gedung Setneg tersebut di lantai 2 adalah tempat kerja Pak Mensesneg dan kami disana dan juga staf-staf di lantai 1, " kata Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock V Nahattands dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis malam.

Lambock mengatakan dalam kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa dan dokumen penting negara tidak ada yang turut terbakar.

"Demikian juga dengan dokumen penting tidak ada yang terbakar, semuanya selamat karena memang yang terbakar itu lantai 3 sedangkan ruang kerja pak menteri dan staf-stafnya ada di lantai dua dan satu. Jadi saya sampaikan tidak ada korban jiwa dan dokumen negara yang terbakar atau musnah. Semua bisa terselamatkan," katanya.

Ditambahkannya,"sementara, kebakaran tersebut adalah akibat korsleting listrik. Kemudian, ruangan Mensesneg yang ada di lantai 3 dan ruang staf di lantai 2, semuanya aman."

Sementara itu Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan saat sidang kabinet selesai, pada pukul 17.15 WIB Presiden Susilo Bambang Yudhoyono keluar dari Kantor Presiden untuk melihat upaya pemadaman api. Semula Presiden ingin melihat dari dekat namun dengan berbagai pertimbangan kemudian Presiden memantau upaya pemadaman api dari Wisma Negara lantai 6 yang memang lokasinya tidak jauh dari kebakaran.

Sejumlah menteri antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga menyaksikan kebakaran dan upaya pemadaman api.

Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan penyebab kebakaran yang terjadi di gedung utama Kementerian Sekretariat Negara masih diselidiki.

"Kita belum tahu tunggu saja pemadamannya. Saya belum mau berkomentar apa-apa," kata Djoko kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Kamis petang.

Djoko mengatakan saat ini pihaknya masih berkonsentrasi pada upaya pemadaman dan meminta semua pihak tidak berpikiran terlalu jauh mengenai penyebab kebakaran.

"Enggak kita konsentrasi pemadaman dulu, jangan sejauh itu jangan negatif dulu," katanya.

Menurut Lambock, instruksi pertama Presiden dalam upaya menangani kebakaran adalah mencegah jatuhnya korban jiwa dan mengamankan bila ada dokumen negara.

"Presiden perintahkan pertama kali amankan jangan sampai ada korban dan amankan dokumen," kata Lambock mengutip perintah Presiden.

Sejumlah 37 mobil pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta dikerahkan untuk mengatasi api yang membakar lantai tiga gedung tersebut.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Subejo mengatakan unit pemadam kebakaran yang dikerahkan meliputi 37 unit yang mayoritas berasal dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat, satu unit dari Jakarta Timur dan tujuh unit dari bidang OP.

Untuk upaya pendinginan, katanya, disiagakan empat unit sementara sisanya ditarik kembali ke posisi masing-masing. Kebakaran dapat ditangani dalam jangka waktu satu setengah jam.

Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meminta adanya penyelidikan atas kebakaran gedung utama sekretariat negara pada Kamis sore.

"Tentu nanti Presiden akan meminta adanya penyelidikan atas kebakaran tersebut," kata Julian kepada ANTARA.
(*)