BTPN Syariah salurkan pembiayaan Rp12,09 triliun sepanjang semester I
21 Juli 2023 14:23 WIB
Direktur BTPN Syariah (BTPS) Fachmy Achmad dalam media briefing BTPN Syariah, di Jakarta, Kamis (20/07/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Jakarta (ANTARA) - PT Bank BTPN Syariah Tbk atau BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp12,09 triliun sepanjang semester I-2023 atau meningkat 8 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp11,15 triliun.
Peningkatan seiring dengan fokus perbankan yang terus melayani masyarakat inklusi, terutama dalam memberikan akses keuangan berupa pembiayaan bagi para perempuan pelaku ekonomi yang masuk dalam kelompok unbankable (tak tersentuh layanan keuangan profesional).
"Selama lebih dari satu dekade, Bank BTPN Syariah telah menjalankan model bisnis yang sudah didesain untuk memberikan kesempatan tumbuh dan memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat inklusi," kata Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad, di Jakarta, Jumat.
Dalam perjalanannya pada semester pertama tahun ini, bank menyadari bahwa proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra mikro masih terus berproses, terutama adaptasi terhadap kondisi eksternal.
Dengan demikian, dirinya menilai perlu bagi BTPN Syariah (BTPS) untuk melakukan penyesuaian demi mengembalikan perilaku efektif nasabah untuk membangun empat perilaku unggul yang selama ini menjadi kunci sukses berjalannya model bisnis bank, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).
Namun dalam pelaksanaannya, BTPN Syariah menyadari bahwa perlu waktu untuk mengembalikan kebiasaan nasabah ultra mikro ini, karena selama masa pandemi COVID-19, bank memprioritaskan keselamatan dan kesehatan nasabah, yang secara langsung berdampak dalam perilaku nasabah.
Dalam menjawab kondisi tersebut, emiten dengan kode saham BTPS tersebut melakukan berbagai kebijakan salah satunya dengan memberikan apresiasi bagi nasabah-nasabah yang disiplin dalam melakukan pertemuan rutin sentra (PRS) dengan berbagai program menarik.
Pada sisi lain, kata dia lagi, bank tetap berkomitmen untuk membuka akses yang lebih luas lagi kepada masyarakat inklusi, salah satunya akses pengetahuan melalui program pendampingan yang dinamakan "Daya".
Pada program ini, BTPS memberikan pendampingan yang inovatif menggunakan digital kepada semua orang, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam hal ini, mahasiswa dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi. Program ini telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk menjadi Fasilitator Daya.
Fachmy menjelaskan kondisi yang cukup menantang di segmen ultra mikro juga dialami beberapa pelaku keuangan yang memiliki model bisnis yang sama di negara lainnya, namun berhasil pulih menjadi lebih baik dari kondisi sebelum pandemi.
"Hal ini tentunya terus memotivasi kami untuk tetap fokus memberikan produk dan layanan melalui komunikasi yang paling sesuai dengan masyarakat inklusi,” katanya pula.
Baca juga: BTPN Syariah salurkan modal usaha perempuan prasejahtera di Sultra
Baca juga: BTPN Syariah bukukan laba bersih Rp753 miliar pada semester I 2023
Peningkatan seiring dengan fokus perbankan yang terus melayani masyarakat inklusi, terutama dalam memberikan akses keuangan berupa pembiayaan bagi para perempuan pelaku ekonomi yang masuk dalam kelompok unbankable (tak tersentuh layanan keuangan profesional).
"Selama lebih dari satu dekade, Bank BTPN Syariah telah menjalankan model bisnis yang sudah didesain untuk memberikan kesempatan tumbuh dan memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat inklusi," kata Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad, di Jakarta, Jumat.
Dalam perjalanannya pada semester pertama tahun ini, bank menyadari bahwa proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra mikro masih terus berproses, terutama adaptasi terhadap kondisi eksternal.
Dengan demikian, dirinya menilai perlu bagi BTPN Syariah (BTPS) untuk melakukan penyesuaian demi mengembalikan perilaku efektif nasabah untuk membangun empat perilaku unggul yang selama ini menjadi kunci sukses berjalannya model bisnis bank, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).
Namun dalam pelaksanaannya, BTPN Syariah menyadari bahwa perlu waktu untuk mengembalikan kebiasaan nasabah ultra mikro ini, karena selama masa pandemi COVID-19, bank memprioritaskan keselamatan dan kesehatan nasabah, yang secara langsung berdampak dalam perilaku nasabah.
Dalam menjawab kondisi tersebut, emiten dengan kode saham BTPS tersebut melakukan berbagai kebijakan salah satunya dengan memberikan apresiasi bagi nasabah-nasabah yang disiplin dalam melakukan pertemuan rutin sentra (PRS) dengan berbagai program menarik.
Pada sisi lain, kata dia lagi, bank tetap berkomitmen untuk membuka akses yang lebih luas lagi kepada masyarakat inklusi, salah satunya akses pengetahuan melalui program pendampingan yang dinamakan "Daya".
Pada program ini, BTPS memberikan pendampingan yang inovatif menggunakan digital kepada semua orang, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam hal ini, mahasiswa dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi. Program ini telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk menjadi Fasilitator Daya.
Fachmy menjelaskan kondisi yang cukup menantang di segmen ultra mikro juga dialami beberapa pelaku keuangan yang memiliki model bisnis yang sama di negara lainnya, namun berhasil pulih menjadi lebih baik dari kondisi sebelum pandemi.
"Hal ini tentunya terus memotivasi kami untuk tetap fokus memberikan produk dan layanan melalui komunikasi yang paling sesuai dengan masyarakat inklusi,” katanya pula.
Baca juga: BTPN Syariah salurkan modal usaha perempuan prasejahtera di Sultra
Baca juga: BTPN Syariah bukukan laba bersih Rp753 miliar pada semester I 2023
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: