Akademisi USK apresiasi keberhasilan Aceh turunkan penduduk miskin
20 Juli 2023 17:57 WIB
Ilustrasi - Seorang anak mengintip di jendela rumah kayunya di Desa Seumirah, Nisam Antara, Aceh Utara, Provinsi Aceh. Jumat (5/2/2016). (ANTARA FOTO/Rahmad)
Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi sekaligus Pengamat Ekonomi dari USK Banda Aceh Dr Muhammad Nasir MA mengapresiasi upaya dari pemerintah dalam upaya menekan angka kemiskinan di Aceh, sehingga jumlah penduduk miskin di Tanah Rencong itu turun sebanyak 11.700 orang pada periode Maret 2023.
“Walaupun dilihat dari angka dan persentase yang relatif kecil, namun patut kita apresiasi kinerja pengentasan kemiskinan di Aceh,” kata Nasir di Banda Aceh, Kamis.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data pada Maret 2023 penduduk miskin di Aceh sebanyak 806.750 orang atau turun sebanyak 0,30 persen dari periode September 2022 mencapai 818.470 orang.
Penurunan jumlah penduduk miskin di Aceh diharapkan dapat terus berlanjut dalam jangka panjang, sehingga penurunan tersebut tidak merupakan fluktuasi dalam jangka pendek.
Baca juga: BPS sebut penduduk miskin di Aceh berkurang 11.700 orang
Baca juga: Pemkab Aceh Jaya gandeng IPB University entaskan kemiskinan ekstrem
Nasir menilai penurunan jumlah penduduk miskin di daerah Serambi Mekkah itu merupakan dampak dari upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi sejak kondisi pandemi COVID-19 hingga menjadi endemi di masa normal sekarang.
Apalagi, sejumlah sektor usaha juga menunjukkan tren pertumbuhan dan kinerja yang positif sehingga lapangan pekerjaan kembali bertambah dan penyerapan tenaga kerja kembali meningkat.
“Di samping itu program subsidi dan bantuan pendapatan (income support) yang diberikan oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh juga memberikan dampak yang positif bagi penurunan kemiskinan dan kinerja perekonomian,” katanya.
Di sisi lain, kata Nasir, tren stabilitas harga pangan dan juga harga energi termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) ikut mendukung kinerja positif bagi perekonomian Aceh.
“Selama tidak ada guncangan dalam harga komoditas penyumbang inflasi dan angka kemiskinan, maka tingkat kemiskinan bisa terus ditekan dan diturunkan,” ujarnya.
Selaku pemerhati ekonomi, Nasir mengharapkan pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh untuk terus menstabilkan harga energi dan juga harga pangan. Sekaligus melanjutkan program-program pembangunan infrastruktur yang bisa mendorong investasi di Aceh.
Karena, kata dia, pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya di Aceh telah ikut membantu meningkatkan kinerja perekonomian di daerah paling barat Indonesia itu, khususnya dalam mengurangi angka kemiskinan.
“Dalam jangka pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, di samping menurunkan angka kemiskinan, juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran,” ujarnya.*
Baca juga: Kepala Bappeda paparkan enam strategi turunkan kemiskinan di Aceh
Baca juga: Pj Gubernur minta bupati/wali kota di Aceh kompak bangun daerah
“Walaupun dilihat dari angka dan persentase yang relatif kecil, namun patut kita apresiasi kinerja pengentasan kemiskinan di Aceh,” kata Nasir di Banda Aceh, Kamis.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data pada Maret 2023 penduduk miskin di Aceh sebanyak 806.750 orang atau turun sebanyak 0,30 persen dari periode September 2022 mencapai 818.470 orang.
Penurunan jumlah penduduk miskin di Aceh diharapkan dapat terus berlanjut dalam jangka panjang, sehingga penurunan tersebut tidak merupakan fluktuasi dalam jangka pendek.
Baca juga: BPS sebut penduduk miskin di Aceh berkurang 11.700 orang
Baca juga: Pemkab Aceh Jaya gandeng IPB University entaskan kemiskinan ekstrem
Nasir menilai penurunan jumlah penduduk miskin di daerah Serambi Mekkah itu merupakan dampak dari upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi sejak kondisi pandemi COVID-19 hingga menjadi endemi di masa normal sekarang.
Apalagi, sejumlah sektor usaha juga menunjukkan tren pertumbuhan dan kinerja yang positif sehingga lapangan pekerjaan kembali bertambah dan penyerapan tenaga kerja kembali meningkat.
“Di samping itu program subsidi dan bantuan pendapatan (income support) yang diberikan oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh juga memberikan dampak yang positif bagi penurunan kemiskinan dan kinerja perekonomian,” katanya.
Di sisi lain, kata Nasir, tren stabilitas harga pangan dan juga harga energi termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) ikut mendukung kinerja positif bagi perekonomian Aceh.
“Selama tidak ada guncangan dalam harga komoditas penyumbang inflasi dan angka kemiskinan, maka tingkat kemiskinan bisa terus ditekan dan diturunkan,” ujarnya.
Selaku pemerhati ekonomi, Nasir mengharapkan pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh untuk terus menstabilkan harga energi dan juga harga pangan. Sekaligus melanjutkan program-program pembangunan infrastruktur yang bisa mendorong investasi di Aceh.
Karena, kata dia, pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya di Aceh telah ikut membantu meningkatkan kinerja perekonomian di daerah paling barat Indonesia itu, khususnya dalam mengurangi angka kemiskinan.
“Dalam jangka pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, di samping menurunkan angka kemiskinan, juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran,” ujarnya.*
Baca juga: Kepala Bappeda paparkan enam strategi turunkan kemiskinan di Aceh
Baca juga: Pj Gubernur minta bupati/wali kota di Aceh kompak bangun daerah
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: