Jakarta (ANTARA) - Puluhan warga yang tergabung dalam Biak Peternak Sapi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat mendukung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden (capres), pada Pemilu 2024.

"Kami para peternak sapi yang tergabung dalam Biak Peternak Sapi, siap memperjuangkan kemenangan Muhaimin Iskandar," kata koordinator Biak Peternak Sapi, Andah Didi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Mereka meyakini tokoh politik yang dikenal sebagai Panglima Santri itu, telah menunjukkan komitmen dan peduli kepada para peternak sapi di Indonesia.

"Kami mengakui bahwa Gus Muhaimin sebagai sosok pemimpin muda yang akan membawa kemajuan Indonesia ke depan," katanya menegaskan.

Kata dia, deklarasi itu diharapkan dapat menggerakkan dukungan dan semangat masyarakat, terutama dari kalangan peternak dan petani, untuk mendukung Gus Muhaimin.

"Semoga perjuangan yang dilakukan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam perjalanan demokrasi di Indonesia," harapnya.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Baca juga: Puluhan pelaku UMKM di Kudus deklarasi dukung Muhaimin Capres 2024
Baca juga: Muhaimin Iskandar sebut perlu inovasi atasi ketimpangan ekonomi