"Indonesia adalah negara yang kaya akan tradisi budaya. Ini adalah modal untuk mengembangkan produk kriya yang unik dan khas dan memiliki nilai jual tinggi," kata Wury Ma'ruf Amin di Arosuka, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Kamis.
Ia mengatakan itu saat membuka secara resmi Kegiatan Peningkatan Kompetensi UMKM Kriya di Kabupaten Solok.
Menurutnya, perkembangan zaman juga membuat tantangan untuk pengembangan produk industri kriya menjadi semakin beragam. Karena itu perlu diupayakan agar terus bisa menghadirkan produk-produk baru.
"Yang dibutuhkan adalah kreativitas dan inovasi. Dengan kreativitas bisa dilihat peluang baru, beradaptasi sesuai dengan kebutuhan pasar. Sementara dengan inovasi bisa menciptakan proses produksi yang lebih efektif," katanya.
Ia menyebut dengan menerapkan dua hal tersebut bisa diciptakan produk yang menarik dan bernilai tinggi dengan memadukan nilai tradisi dan modern.
Baca juga: Pemkot Medan: Transaksi pameran Dekranas 16-21 Mei hampir Rp2 miliar
Baca juga: PHRI Sumut catat okupansi hotel di Medan penuh selama acara Dekranas
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Investasi/BKPM yang telah memprakarsai peningkatan kompetensi UMKM kriya di Solok ini," katanya.Baca juga: Pemkot Medan: Transaksi pameran Dekranas 16-21 Mei hampir Rp2 miliar
Baca juga: PHRI Sumut catat okupansi hotel di Medan penuh selama acara Dekranas
Ny Wury menyebut Dekranas memberikan dukungan penuh untuk pengembangan SDM UMKM kriya. "Fasilitas, akses dana, pasar, kemudahan berusaha dan promosi akan menjadi fokus kita," katanya.
Namun Dekranas, menurutnya, tidak bisa berjalan sendiri. Karena itu ia mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem yang ramah untuk kreativitas dan inovasi, saling berbagi pengetahuan, pengalaman untuk membangun industri kriya.
"Dengan ini, tidak hanya menciptakan produk kriya tetapi juga mewariskan kepada generasi yang akan datang," katanya.
Sementara itu Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Pusat Sri Suparni Bahlil menyebutkan kegiatan yang digelar di Sumbar adalah yang ketiga kali sejak pandemi COVID-19.
"Pascapandemi, UMKM kriya mulai kembali tumbuh. Karena itu perlu diberikan pendampingan manajemen, perluasan pasar, hak cipta dan lainnya guna meningkatkan daya saing," katanya.
Ia menyebutkan Perjanjian Solok-ISI bentuk nyata dan sinergi untuk meningkatkan kompetensi UMKM kriya di Solok.
"Peningkatan kompetensi UMKM kriya di Solok tersebut berkoordinasi dengan seluruh Dekranasda dan didukung penuh BKPM," katanya.
Ketua Dekranasda Sumbar Ny. Harneli Mahyeldi mengucapkan terima kasih atas perhatian Dekranas pusat dan BKPM yang telah melaksanakan program peningkatan kapasitas UMKM kriya di Solok dan Padang Panjang.
Ia menyebutkan kesempatan itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pelaku UMKM kriya di Sumbar.
"Ini adalah peluang untuk menambah ilmu, memperluas pengetahuan serta menambah jaringan. Manfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Ia berharap dengan kegiatan yang digelar oleh Dekranas pusat dan BKPM tersebut kualitas produk industri kriya di Sumbar bisa bersaing di dunia internasional dan mendapatkan pasar potensial.
Baca juga: Gubernur: Sektor pertanian perikanan kehutanan topang ekonomi Sumbar
Baca juga: Pemkot Pariaman targetkan 300 ribu pengunjung saat puncak Tabuik
Baca juga: Gubernur: Sektor pertanian perikanan kehutanan topang ekonomi Sumbar
Baca juga: Pemkot Pariaman targetkan 300 ribu pengunjung saat puncak Tabuik