Konsultan: LRT Jabodebek bikin properti TOD menarik bagi masyarakat
20 Juli 2023 14:09 WIB
Dua kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek melintas di Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom/pri.
Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers Indonesia mengungkapkan kehadiran kereta Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek yang siap beroperasi perdana pada 18 Agustus 2023 membuat apartemen dan properti berkonsep Transit Oriented Development (TOD) menjadi menarik bagi masyarakat.
"Untuk apartemen atau properti TOD sebenarnya yang ditunggu memang momentumnya adalah bagaimana kereta LRT Jabodebek bisa segera beroperasi," ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan secara daring di Jakarta, Kamis.
Ferry menambahkan, hal ini karena memang yang membuat konsumen lebih yakin untuk membeli apartemen TOD adalah jika mereka sudah melihat bahwa kereta LRT Jabodebek yang menjadi moda transportasi publik sudah beroperasi.
"Sebetulnya kalau dilihat barangnya sudah ada, tetapi untuk meyakinkan biasanya konsumen menunggu momentum beroperasinya LRT Jabodebek," katanya.
TOD yang ada sekarang ini adalah apartemen dan properti TOD yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah dan bawah. Artinya memang TOD ini menjangkau pasar terbesar untuk sektor apartemen.
Baca juga: Dirjen Perkeretaapian menegaskan tak ada isu keselamatan di LRT
Baca juga: Dishub Bali belajar penghitungan proyek LRT dari DKI Jakarta
Dengan demikian, apartemen TOD ini akan menjadi produk menarik terutama bagi orang-orang yang memerlukan mobilitas tinggi.
"Sementara dari sisi harga, apartemen TOD terjangkau bagi mereka. Apartemen dan properti TOD akan menjadi sebuah produk yang menarik dan bersaing dengan apartemen biasa, karena TOD ini memang dibutuhkan oleh banyak orang," ujar Ferry.
Proyek LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur ini dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota Jakarta dan jalur penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok dan Bekasi.
LRT Jabodebek dapat menampung hingga 700 penumpang dan rata-rata frekuensi kereta per hari sebanyak 400 perjalanan dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yakni, Trans Jakarta dan Jaklingko, Trans Patriot, KRL Komuter, Kereta Bandara Soekarno Hatta, dan Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Dengan kehadiran LRT Jabodebek, diharapkan angkutan massal perkotaan semakin terintegrasi, mudah diakses, nyaman dan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke angkutan massal.
Baca juga: KAI operasikan semua jalur LRT Jabodebek mulai 18 Agustus 2023
Baca juga: DJKA hentikan sementara uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek
"Untuk apartemen atau properti TOD sebenarnya yang ditunggu memang momentumnya adalah bagaimana kereta LRT Jabodebek bisa segera beroperasi," ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan secara daring di Jakarta, Kamis.
Ferry menambahkan, hal ini karena memang yang membuat konsumen lebih yakin untuk membeli apartemen TOD adalah jika mereka sudah melihat bahwa kereta LRT Jabodebek yang menjadi moda transportasi publik sudah beroperasi.
"Sebetulnya kalau dilihat barangnya sudah ada, tetapi untuk meyakinkan biasanya konsumen menunggu momentum beroperasinya LRT Jabodebek," katanya.
TOD yang ada sekarang ini adalah apartemen dan properti TOD yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah dan bawah. Artinya memang TOD ini menjangkau pasar terbesar untuk sektor apartemen.
Baca juga: Dirjen Perkeretaapian menegaskan tak ada isu keselamatan di LRT
Baca juga: Dishub Bali belajar penghitungan proyek LRT dari DKI Jakarta
Dengan demikian, apartemen TOD ini akan menjadi produk menarik terutama bagi orang-orang yang memerlukan mobilitas tinggi.
"Sementara dari sisi harga, apartemen TOD terjangkau bagi mereka. Apartemen dan properti TOD akan menjadi sebuah produk yang menarik dan bersaing dengan apartemen biasa, karena TOD ini memang dibutuhkan oleh banyak orang," ujar Ferry.
Proyek LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur ini dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota Jakarta dan jalur penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok dan Bekasi.
LRT Jabodebek dapat menampung hingga 700 penumpang dan rata-rata frekuensi kereta per hari sebanyak 400 perjalanan dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yakni, Trans Jakarta dan Jaklingko, Trans Patriot, KRL Komuter, Kereta Bandara Soekarno Hatta, dan Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Dengan kehadiran LRT Jabodebek, diharapkan angkutan massal perkotaan semakin terintegrasi, mudah diakses, nyaman dan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke angkutan massal.
Baca juga: KAI operasikan semua jalur LRT Jabodebek mulai 18 Agustus 2023
Baca juga: DJKA hentikan sementara uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: