Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai bertemu dengan perwakilan UEA di Solo, Kamis, mengatakan rumah sakit tersebut akan didirikan di lahan seluas 2 hektare, berdekatan dengan gedung Solo Technopark (STP).
"Jadi bikin rumah sakit baru, tidak jadi 'upgrade' (meningkatkan) rumah sakit yang sudah ada," katanya.
Ia mengatakan rumah sakit tersebut dibangun dengan dua lantai dan rencananya berkapasitas hingga ratusan pasien.
Dia menjelaskan rumah sakit tersebut rencananya memiliki pelayanan spesialis kardiologi.
Selain itu, diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pasien dari luar daerah, seperti halnya RSUD Dr Moewardi.
"Nanti juga bisa ditambah kanker dan sebagainya. Kami lihat kebutuhan di pasar. Makanya tadi saya bilang setelah kardiologi ada kanker," katanya.Selain itu, diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pasien dari luar daerah, seperti halnya RSUD Dr Moewardi.
Pihaknya belum dapat memastikan rumah sakit tersebut akan dikelola oleh pemerintah daerah atau swasta.
Meski demikian, ia berharap, dengan adanya rumah sakit tersebut pasien tidak perlu berobat ke luar negeri.
Meski demikian, ia berharap, dengan adanya rumah sakit tersebut pasien tidak perlu berobat ke luar negeri.
Ia berharap, pembangunan rumah sakit dapat dimulai pada tahun ini.
Baca juga: Pertamedika IHC: Pembangunan RS Internasional Bali capai 36,3 persen
Baca juga: Proyek RS internasional diharapkan kurangi WNI berobat ke luar negeri
Baca juga: Wamen BUMN: RS internasional Bali dapat tingkatkan kepercayaan publik