Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kritikan merupakan salah satu konsekuensi dari seorang pemimpin sehingga harus siap menghadapinya dan tidak terganggu dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh rakyat.

"Kita semua kuat tidak boleh terganggu karena itu , saya terikat sumpah jabatan saya karena itu harus kuat," kata Presiden dalam wawancara khusus dengan salah satu stasiun televisi nasional di Jakarta, Rabu malam.

Kepala Negara mengatakan kritik dan komentar merupakan hal yang sah dalam alam demokrasi yang saat ini berlangsung di tanah air, meski demikian tentu ada aturan dan koridor sesuai asas demokrasi yang ada.

Sementara itu Ibu Negara Ani Yudhoyono yang mendampingi Presiden dalam wawancara tersebut mengatakan kesabaran dan mendekatkan diri kepada Allah SWT merupakan salah satu cara menghadapi kritikan, isu, hujatan bahkan terkadang fitnah yang ditujukan pada Presiden.

"Ya memang berat era sekarang, SBY bekerja siang malam untuk bangsa dan rakyat, kadang kurang tidur ada yang menghantam, kritik tidak apa-apa tapi menghujat dan menghina. Tapi cara saya (menghadapinya-red) cerita ke keluarga, ke bapak dan berdoa dan terus memperbanyak kesabaran. paling bisa begitu. Memang pernah sampai menitikkan air mata," kata Ani Yudhoyono.

Baik Presiden dan Ibu Negara mengatakan cara yang terbaik menghadapi kritikan dan hujatan tersebut adalah selain berdoa kepada Allah SWT dan menambah kesabaran juga melalui komunikasi diantara keluarga untuk saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya.
(*)