Batusangkar, Sumbar (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ​​​​menyatakan​​​ Festival Kesultanan Pagaruyuang di Istano Silinduang Bulan, Kabupaten Tanah Datar pada 19-21Juli 2023 berupaya menyambung kembali tali nasab dan silaturahim dari kerajaan itu yang tersebar hingga beberapa negara di Asia Tenggara.

"Festival ini momentum untuk menyambung kembali silaturahim antara Kesultanan Pagaruyung dan kerajaan-kerajaan yang berhubungan dengan Pagaruyung di Nusantara dan di negara Asia Tenggara," katanya di Batusangkar, Rabu (19/7) malam.

Saat membuka Festival Kesultanan Pagaruyung di Batusangkar, ia mengatakan banyak kerajaan yang berkaitan dengan Pagaruyung melalui hubungan Sapiah Balahan, Kaduang Karatan, Kapal Radai, Timbang Pacahan.
Sapiah Balahan adalah keturunan raja dari pihak perempuan secara matrilineal yang di rajakan di luar Pagaruyung.

Kuduang Karatan adalah keturunan raja Pagaruyung dari pihak sebelah laki-laki. Kapak Radai, dan Timbang Pacahan adalah orang-orang besar, raja-raja di rantau, datuk-datuk perangkat raja Pagaruyung yang diangkat dan diberi penghormatan oleh raja Pagaruyung.

Tercatat sekitar 38 kerajaan yang berhubungan dengan Pagaruyung lewat hubungan Sapiah Balahan dan Kuduang Karatan sementara 36 kerajaan berhubungan Kapak Radai dan Timbang Pacahan.

"Dalam festival ini juga akan ada seminar yang mengkaji ranji limbago kesultanan Pagaruyung tersebut. Ini harus dicatat dan didokumentasikan," katanya.


Mahyeldi mengatakan kebesaran Kesultanan Pagaruyung itu selaras dengan kebesaran tokoh-tokoh asal Minangkabau yang menjadi pejuang dan pendiri bangsa Indonesia.
"Diperkirakan ada sekitar dua ribu orang Minangkabau yang memiliki peran besar dalam perjuangan dan menjadi pendiri Negara Indonesia," katanya.

Gubernur berharap upaya menggali kembali kebesaran Kesultanan Pagaruyung juga akan memotivasi generasi muda Sumbar saat ini untuk bisa mengembangkan potensi diri sehingga juga menjadi tokoh-tokoh nasional.

Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan kegiatan itu sejalan dengan program unggulan daerah yaitu satu nagari satu iven yang bertujuan untuk menggali budaya yang telah terkubur agar eksis kembali saat ini.

"Kegiatan ini harus menjadi agenda tahunan. Pemkab Tanah Datar bersama Pemprov Sumbar akan memberikan dukungan penuh," katanya.

Sementara itu Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Pagaruyuang, Sultan M Farid Thaib Tuanku Abdul Fattah menyebut tamu yang datang dalam agenda itu tidak hanya dari Sumbar tetapi juga dari beberapa daerah di Indonesia bahkan luar negeri.

Dari Indonesia tamu yang datang di antaranya dari Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Utara dan Riau. Sementara dari negara tetangga juga datang dari Brunei Darussalam, Malaysia bahkan dari Inggris.

"Kita berharap ajang ini akan terus berlanjut setiap tahun," katanya.

Festival Kesultanan Pagaruyung I itu digagas oleh warga Minang di Sumatera Selatan. Gubernur Sumsel juga mengirimkan perwakilan untuk menghadiri festival tersebut.


Baca juga: Tanah Datar gelar Pagaruyung Islamic Art Festival agenda wisata Sumbar

Baca juga: Sumbar alokasikan Rp6,8 miliar kembangkan Istano Basa Pagaruyuang

Baca juga: Pendapatan karcis Istano Pagaruyuang Rp1,5 miliar

Baca juga: Masyarakat padati Istano Basa Pagaruyung sambut etape satu TdS 2019