Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau memprioritaskan penanganan kebakaran di Pulau Buluh, setelah terjadi musibah tersebut di kawasan itu.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam, Rabu mengatakan pihaknya meminta kepada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Batam untuk menganggarkan penyediaan alat pemadam api yang nantinya akan dimasukkan dalam APBD 2024.

"Saya sudah sampaikan kepada Dinas Damkar Kota Batam untuk dianggarkan di 2024, tapi mungkin berbeda dari permintaan masyarakat tadi. Masyarakat inginnya pompa pemadam portabel yang bisa dibawa kemana saja, tapi sepertinya itu agak repot," kata Rudi.

Ia menjelaskan, rencananya pompa pemadam api itu akan dibuat dengan sistem instalasi air seperti yang dimiliki oleh tim pemadam kebakaran.

"Jadi sarannya memasang instalasi per berapa meter, jadi kalau ada kejadian kebakaran tinggal dipasang ke instalasi itu saja. Pipanya akan dibuat lembut seperti punya pemadam kebakaran," ujar dia.

Dengan begitu ia meminta kepada pihak lurah, RT, RW agar sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama bagi lansia dan yang tinggal sendiri di rumah.

"Makanya bagi masyarakat ini harus ada yang menemani, jangan di rumah sendiri. Ini salah satu pencegahan awal," kata dia.

Sebelumnya, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Batam mencatat 13 Kepala keluarga terdampak dalam kejadian kebakaran yang melanda pemukiman warga di Pulau Buluh, Kota Batam Kepulauan Riau, Rabu (19/7) sekitar pukul 5.30 WIB. Sebanyak 13 kepala keluarga itu terdiri dari 32 jiwa yang berhasil mengevakuasi diri sendiri dan dibantu warga sekitar

Dinas Sosial Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mendirikan posko tanggap darurat untuk korban kebakaran di Pulau Buluh, Kota Batam Kepulauan Riau.

"Kami akan menjalankan tahapan tanggap darurat, saat ini kami sudah dirikan posko bersama masyarakat untuk korban yang terdampak," ujar PLH Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Batam, Leo Saputra di Batam Kepulauan Riau.

Ia menjelaskan, posko tersebut akan menjadi pusat konsentrasi penangan bencana di pulau tersebut. Misalnya, pendataan korban, pemantauan, hingga penyaluran bantuan.

Selain itu, pihaknya juga mulai melakukan pendataan para korban untuk mempersiapkan bantuan baik berupa sembako maupun bantuan lainnya.

Baca juga: Tagana catat 13 kepala keluarga jadi korban kebakaran di Pulau Buluh
Baca juga: 19 rumah di Pulau Buluh terbakar