Baghdad (ANTARA News) - Gelombang serangan di Irak menewaskan 50 orang Selasa dan para pejabat menangguhkan pemilihan di tingkat provinsi karena khawatir atas situasi politik dan keamanan menjelang peringatan ke-10 tahun invasi pimpinan Amerika Serikat.

Sedikitnya 20 ledakan dan serangkaian penembakan menyebabkan lebih 170 orang menderita cedera dalam hari paling berdarah di negara itu dalam lebih enam bulan, mencerminkan pergolakan dan krisis politik yang tiada henti.

Krisis itu dipicu oleh invasi yang bertujuan membangun sekutu demokratis di jantung Timur Tengah.

Serangan-serangan terjadi di tengah-tengah meningkatnya kekerasan yang telah mengundang pertanyaan-pertanyaan tentang kapabilitas dari pasukan keamanan Irak.

Laporan-laporan terpisah oleh Iraq Body Count yang berkedudukan di Inggris dan peneliti di The Lacent menyebutkan jumlah keseluruhan kematian akibat pertumpahan darah selama satu dekade mencapai lebih 112.000 warga sipil.

Sebagian besar serangan pada Selasa menghantam daerah-daerah yang dihuni warga Syiah di Baghdad pada jam sibuk pagi. Pasukan keamanan meningkatkan pemeriksaan di tempat-tempat tertentu dan menutup jalan-jalan utama, kata wartawan AFP.

Polisi dan tentara juga mendirikan tempat-tempat pemeriksaan baru dan tak biasanya memeriksa sedikitnya beberapa kendaraan milik pemerintah yang biasanya bebas bergerak.

Secara keseluruhan sedikitnya 15 bom mobil diledakkan termasuk dua oleh pelaku bom bunuh diri bersama dengan bom-bom di tepi jalan dan serangan-serangan senjata, kata para pejabat.

Selasa merupakan hari paling mematikan sejak 9 September ketika 76 orang tewas.

Namun, hari itu bisa jadi yang akan jauh lebih buruk karena pasukan keamanan mengklaim telah menahan 26 militan dengan puluhan bom dan peluru kendali yang tampaknya akan mereka ledakkan di Baghdad, menurut televisi negara.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kekerasan itu.

Kekerasan meningkat jelang peringatan 10 tahun invasi itu, dengan 114 orang tewas dalam pekan lalu, menurut catatan AFP didasarkan atas laporan-laporan dari perwira keamanan dan pejabat medis.

Pihak penguasa kemudian mengumumkan bahwa pemilihan-pemilihan di provinsi yang dijadwalkan berlangsung pada 20 April ditangguhkan di Provinsi Anbar dan Provinsi Nineveh. Penangguhan dilakukan karena alasan keamanan termasuk ancaman terhadap nyawa para calon.

Para pejabat Iraq tidak mengumumkan acara untuk peringatan ke-1o tahun itu pada Rabu. Mungkin acara-acara akan diadakan pada 9 April untuk menandai hari jatuhnya Baghdad. (M016)