Jakarta (ANTARA News) - Mari Elka Pangestu sebagai salah satu kandidat Dirjen WTO mengunjungi Copenhagen, Denmark, pada 18 Maret 2013 untuk membahas sistem perdagangan multilateral di bawah WTO.

Mari Elka Pangestu yang juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan, dalam kunjungan ke Copenhagen, Denmark ia bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Denmark Pia Olsen Dyhr.

"Kami membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Denmark, pembangunan di tingkat regional, serta masa depan sistem perdagangan multilateral di bawah World Trade Organization (WTO), yang masa jabatan Direktur Jenderalnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013," katanya.

Pertemuan antar pejabat tinggi kedua negara ini juga membahas pentingnya untuk menjaga sistem perdagangan berjalan dengan baik dan keyakinan terhadap sistem perdagangan multilateral.

Mereka mendiskusikan pentingnya untuk tetap bersikap realistis dalam menyikapi kemajuan yang dicapai dalam proses negosiasi perdagangan multilateral, termasuk kemajuan yang dimulai dengan dicapainya "early harvest".

Terkait dengan hal ini, dinilai penting bagi forum pertemuan konferensi tingkat menteri ke-9 yang akan berlangsung di Bali (9th WTO Ministerial Conference/MC9) untuk menghasilkan sejumlah paket keberhasilan yang terdiri dari fasilitasi perdagangan, pengembangan elemen sektor pertanian dan komponen untuk negara kurang berkembang.

"Kami sepakat menyatakan pentingnya untuk memperoleh hasil yang sukses guna menjaga momentum dan keyakinan terhadap sistem perdagangan multilateral," katanya.

Mari Pangestu menekankan pentingnya untuk mencapai hasil yang seimbang pada MC9 yang mencakup tiga hal yakni pertama, seimbang antara paket fasilitasi perdagangan dengan komitmen dan peningkatan kapasitas.

"Kedua, seimbang antara unsur-unsur pada `early harvest` dan ketiga, seimbang antara `early harvest` dengan langkah-langkah yang akan ditempuh pasca MC9 di Bali untuk merampungkan seluruh proses negosiasi," katanya.

Berkaitan dengan bantuan yang efektif dan peningkatan kapasitas yang ada pada paket fasilitasi perdagangan, Mari Pangestu melihat adanya peran dan partisipasi dari kerjasama publik-privat, misalnya untuk dukungan infrastruktur.
(H016/S025)