Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Belarusia akan meningkatkan industri pertahanan, mengarah pada penelitian dan pengembangan serta produksi bersama instrumen pertahanan. Hal ini dituangkan dalam nota kesepahaman kedua negara yang ditandatangani Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dengan Kepala Komite Industri Militer Belarus, Sergei Gurulev, di Istana Merdeka, Selasa Sore.
Selain nota kesepakatan di sektor itu, juga ditandatangani enam nota kesepakatan lain, yang disaksikan Presiden Susilo Yudhoyono dan koleganya, Presiden Belarus, Alexander Lukashenko.
"Yang tidak kalah penting kerja sama di bidang industri pertahanan, baik itu nantinya itu menuju ke produksi bersama, riset dan pengembangan bersama, atau kerjasama yang lain. Inipun sudah mulai di rintis," kata Yudhoyono.
Dia menyatakan, dirinya juga mendorong peningkatan kerja sama untuk misi perdamaian oleh kedua belah pihak. "Tinggal kita tingkatkan di bidang misi menjaga perdamaian di berbagai wilayah dunia ini," katanya.
Selain tentang industri pertahananan, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, pariwisata, dan kebudayaan.
Lukashenko menyambut baik peningkatan kerja sama dengan Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia merupakan mitra kunci mereka di kawasan Asia.
Dia juga membawa serta sejumlah menterinya, yaitu Menteri Luar Negeri, Vladimir Makei, Menteri Perpajakan, Vladimir Poluyan, Menteri Keuangan, Andrei Harkovets, Menteri Pertanian dan Pangan, Leonid Zayats, Menteri Urusan Situasi Darurat, Vladimir Vashcenko, dan Menteri Hukum, Oleg Slizhevsky.
(M041/Z002)