Jenewa (ANTARA) - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan rekor suhu tertinggi bisa saja terpecahkan akibat gelombang panas yang melanda AS bagian selatan, Mediterania, Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa negara di Asia.

WMO mengatakan beberapa negara bisa saja memecahkan rekor suhu tertinggi nasionalnya masing-masing.

Cuaca panas diperkirakan meningkat pertengahan pekan ini di sejumlah wilayah Mediterania, termasuk Yunani dan Turki.

"Jika ada laporan suhu ekstrim baru selama terjadi gelombang panas, kami akan segera mengeluarkan penilaian awal dan kemudian mengevaluasi secara terinci sebagai bagian dari proses verifikasi cermat kami," kata Randall Cerveny, pengamat cuaca dan iklim ekstrim WMO.

"Perubahan iklim dan kenaikan suhu telah memicu lonjakan laporan rekor cuaca dan iklim ekstrem, terutama panas," kata Cerveny.

Baca juga: Permukaan laut Antartika turun drastis, kata badan cuaca PBB

"Kami harus memastikan catatan-catatan ini terverifikasi demi kepentingan ilmiah dan keakuratan."

Menurut Arsip Cuaca dan Suhu Ekstrim WMO, suhu terpanas yang pernah tercatat terjadi pada 10 Juli 1913 di Furnace Creek, Death Valley, California, pada 56,7 Celsius.

WMO saat ini sedang memvalidasi pengukuran suhu 54,4 Celsius diambil di Death Valley, California pada 16 Agustus 2020 dan 9 Juli 2021.

Jika telah dipastikan, ini akan menjadi suhu terpanas di Bumi sejak 1931 dan suhu terpanas ketiga yang pernah tercatat.

"Kedua sensor di Death Valley pada 2020 dan 2021 harus dibongkar dan dikirim ke laboratorium kalibrasi pengujian independen. Salah satu pengujian sudah rampung, dan kami menunggu pengujian yang kedua," kata Cerveny.

Untuk wilayah Eropa, rekor suhu terpanas dipegang Sisilia, yang mencapai 48,8 Celsius, pada 11 Agustus 2021. Menurut WMO, ada kemungkinan rekor ini pecah dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga: EEA peringatkan "kenormalan baru" di Eropa akibat pemanasan global

Sumber: Anadolu