Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo meminta para suporter tim-tim BRI Liga 1 2023/2024 saling menjaga suporter lain.

Hal ini dikatakan Dito ketika melihat kerusuhan antar-suporter kembali terjadi pada kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu yang kini sudah berjalan tiga pekan.

Kejadian kerusuhan antar-suporter Liga 1 di antaranya terjadi pada pekan pertama antara Persis Solo vs Persebaya Surabaya di Stadion Manahan pada 1 Juli, pekan kedua PSM Makassar vs Dewa United di Stadion BJ Habibie pada 8 Juli, dan pekan ketiga Persik Kediri vs Arema FC di Stadion Brawijaya pada 15 Juli.

“Saya berharap kembali lagi ini berharap ayo kita benar-benar menonton sepak bola ini kita fokus ke substansi yaitu sepak bola,” kata Dito ketika ditemui awak media seusai melepas tim nasional sepak bola amputasi Indonesia U-23 di Artalive Challenge Cup Amputee Football 2023 Malaysia di Auditorium Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa.

"Kita tahu biasanya banyak sekali variabel di suporter ini saya harap para suporter bisa menjaga sesama suporter baik itu dari satu tim maupun tim yang lain. Mari kita jaga bersama sepak bola kita,” tambahnya.

Baca juga: PSSI janji mentransformasi total sepak bola nasional

BRI Liga 1 musim ini ada beberapa perubahan kebijakan, salah satunya adalah suporter tim tamu yang dilarang hadir.

Kebijakan ini merupakan bentuk transformasi sepak bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022 yang lalu dan juga hasil kesepakatan antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Federation Internationale de Football Association (FIFA) untuk berjalannya Liga 1 musim ini.

“Jadi saya ingin mengajak para suporter ayo menjaga bersama,” minta Dito.

Dito sangat menyayangkan adanya kerusuhan suporter ini, terlebih ada wacana Liga 1 akan diberhentikan apabila induk sepak bola terbesar di dunia itu menghukum sepak bola Indonesia jika kembali terjadi kejadian yang sama, seperti Tragedi Kanjuruhan.

Baca juga: PSTI harap PSSI lakukan edukasi pada suporter klub sampai akar rumput

“Ya ini lagi ditanggapi dan didiskusikan dengan PSSI, sampai ada wacana buat stop ya tapi ini lagi diskusi yang terbaik bagaimana,” kata pria 32 tahun itu.

“Karena kasihan kalau berhenti, tim-tim yang sudah berlatih, tidak sedikit mengeluarkan dana, kita tahu persiapan menjadi home and away-nya itu sangat mahal,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, Dito berharap para suporter klub-klub sepak bola Tanah Air tidak rusuh dan dapat diajak bekerja sama yang dalam hal ini adalah menaati kebijakan kompetisi yang melarang kehadiran suporter tim tamu mendukung timnya saat bermain tandang.

“Karena yang saya bilang yang namanya kesuksesan itu tidak bisa dari satu pihak tapi ini kerja sama dan juga kebersamaan seluruh pihak yang mari kita jaga bersama-sama,” kata Dito.

Baca juga: Polri buat Perpol pengamanan kompetisi olahraga Indonesia
Baca juga: Ketum PSSI sebut ada hukuman buntut kericuhan suporter Persik-Arema