"Kondisi BI sekarang ini sudah mengalami perubahan sangat signifikan. Apalagi pada 2014 BI harus merelakan sedikit wewenangnya kepada Otoritas Jasa Keuangan, sehingga akan lebih cocok bila Agus Marto duduk di OJK," kata Yustika, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, BI akan lebih fokus mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan macroprudential dan melepaskan microprudential yang akan dipegang OJK.
"BI saat ini sudah berbeda dengan BI yang dulu, dimana untuk microprudential akan dipindahkan ke OJK. Tugas BI itu mengurus makro ekonomi, kebijakan moneter, dan sistem pembayaran. Ditambah macroprudential perbankan. Memang prestasi Agus Marto di microprudential tidak perlu dipertanyakan. Prestasinya sebagai direktur utama Bank Mandiri perlu diapresiasi," kata dia.
"Agus Marto itu lebih cocok di OJK. Apalagi akan ada masalah baru bila Agus Marto menjadi Gubernur BI. Sebab, kekosongan akan terjadi di posisi menteri keuangan. Itu saya rasa akan menjadi masalah baru yang nanti perlu menjadi perhatian," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi XI DPR, Emir Moeis, berpendapat, jabatan gubernur Bank Indonesia bukan hanya monopoli ahli ekonomi karena sudah ada empat gubernur BI yang dipimpin sarjana hukum pada periode-periode sebelumnya.
"Empat gubernur BI itu adalah Syafruddin Prawiranegara, Sumarno, Jusuf Muda Dalam, dan Sumanang. Jadi tidak harus seorang professor, doktor ekonomi," kata Moeis. (*)