Malang (ANTARA News) - Manajemen Persema menuntut kejelasan dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku operator kompetisi Liga Primer Indonesia, terkait kelanjutan kompetisi LPI yang saat ini jeda pertandingan.
Asisten manajer Persema Dito Arief di Malang, Jatim, Selasa mengaku, manajemen juga minta penjelasan dari LPIS terkait kuota empat klub dari LPI yang nantinya bergabung dengan kompetisi tertinggi di Tanah Air musim depan.
"Jika empat klub yang akan ikut kompetisi musim depan itu sudah ada kepastian dan Persema tidak termasuk di dalamnya, maka secara otomatis Persema akan berhenti dari kompetisi LPI musim ini, sebab tidak ada artinya lagi karena tidak akan bisa masuk kompetisi musim depan, meski berprestasi cukup bagus," tegas Dito.
Akan berbeda kondisinya jika empat klub yang nantinya bisa ikut kompetisi tertinggi di Tanah Air itu kalau diambil dari empat klub terbaik pada akhir klasemen kompetisi LPI. Sehingga, manajemen masih memiliki harapan untuk mengejar posisi empat terbaik tersebut.
Untuk mempertanyakan keseriusan LPIS dalam menggelar kelanjutan kompetisi musim ini yang masih baru berjalan itu, kata Dito, perwakilan manajemen Persema sudah ke Jakarta.
Jika PT LPIS sendiri sudah tidak serius mengelola kompetisi LPI musim ini, tegasnya, tentu akan berdampak terhadap keseriusan klub peserta LPI. "Oleh karena itu kami ingin kejelasan dari PT LPIS selaku penyelenggara kompetisi LPI," tandasnya.
Penyatuan kompetisi di Tanah Air yang dihasilkan dari kongres luar biasa (KLB) PSSI di Jakarta, Minggu (17/3) memutuskan akan diikuti oleh 22 klub dari LPI dan Liga Super Indonesia (LSI). 18 klub dari kompetisi LSI dan empat klub dari LPI.
Dari tiga klub yang ada di Malang, yakni Arema Indonesia yang berlaga di ajang LSI, Persema dan Arema Indonesia LPI. KLB PSSI memutuskan Arema Indonesia dari LSI yang bakal bersaing dalam kompetisi tertinggi di Tanah Air musim depan.
Akibat dari keputusan KLB PSSI yang tidak mencantumkan Persema sebagai salah satu klub yang masuk dalam kompetisi tertinggi musim depan, maka para pemain tim berjuluk "Bledek Biru" itu diliburkan dari latihan karena manajemen akan berkonsentrasi mengurus kelanjutan kompetisi LPI musim ini dengan mendatangi PT LPIS.
Dua musim kompetisi sebelumnya, Persema berlaga di ajang kompetisi tertinggi yang diselenggarakan oleh PSSI Nurdin Halid. Namun, menjelang laga kelima Persema yang menghadapi Arema Indonesia, Persema justru hengkang dari kompetisi itu dan memilih berlabuh di kompetisi LPI yang digagas oleh Ketua PSSI yang baru Johar Arifin Husien.
Selain Persema, ada dua klub lagi yang menyeberang ke LPI, yakni Persibo Bojonegoro dan Semen Padang.
Setelah digelar Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang pada 30-31 Maret 2010 dan restrukturisasi kepengurusan di tubuh PSSI, akhirnya PSSI membentuk kompetisi LPI dengan dana klub yang ditanggung oleh konsorsium PT LPIS, sehingga tidak lagi mengandalkan dana dari APBD.
Karena adanya kompetisi LPI tersebut, sejumlah klub di Tanah Air terbelah menjadi dua, seperti Persija Jakarta, Arema Indonesia, Persebaya Surabaya, dan PSMS Medan.
Klub-klub yang terbelah menjadi dua itu, ada yang tetap melanjutkan kompetisi yang sudah berjalan di bawah naungan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dengan nama LSI yang diketuai oleh La Nyala dan LPI di bawah naungan konsorsium.
Sementara klub-klub lama banyak yang tetap bertahan di kompetisi LSI, bahkan klub-klub besar, seperti Persipura Jayapura, Sriwijaya FC, Persib Bandung, Persija Jakarta yang diperkuat pemain lama, Persisam Samarinda, Persela Lamongan, Persiwa Wamena serta Persidafon Dafonsoro.
Sedangkan kompetisi LPI lebih banyak dihuni oleh klub-klub baru, disamping klub yang keluar dari LSI serta klub yang terbelah menjadi dua, seperti Persebaya 1927, PSMS Medan, Persija Jakarta dan Arema Indonesia.
Klub-klub baru tersebut langsung berkompetisi di LPI yang juga dianggap sebagai kompetisi tertinggi di Indonesia yang sah karena diakui oleh PSSI, AFC maupun FIFA.
(E009/C004)
Persema tuntut kejelasan kelanjutan kompetisi LPI
19 Maret 2013 18:35 WIB
LPI. (istimewa)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: