Palembang (ANTARA News) - Harga bawang merah pada tingkat pengecer di sejumlah pasar tradisional di Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa masih tinggi berkisar Rp60 ribu per kilogram.
"Harga bawang merah dalam dua pekan terakhir masih bertahan di kisaran Rp60 ribu per kilogram, dan belum ada tanda-tanda akan turun," kata salah seorang pedagang bawang merah di Pasar Kelurahan 7 Ulu, Palembang, Rifin, Selasa.
Ia mengatakan masih tingginya harga bawang merah karena pasokan barang kurang lancar disertai dengan jumlah barang semakin sedikit.
Menurutnya, minimnya jumlah pasokan membuat para pedagang berebut untuk mendapatkan bawang merah.
"Sekarang ini, para pedagang pengecer hanya mendapat jatah terbatas. Kalau biasanya mencapai 70 kilogram hingga satu kuintal per hari, sekarang paling mendapat 20 hingga 25 kilogram saja," katanya.
Jumlah bawang merah yang terbatas itu pun, kata dia, sulit untuk menghabiskannya dalam sehari, karena warga sejak harga tinggi banyak menghentikan sementara konsumsi salah satu jenis hasil pertanian itu.
Ia menambahkan bahwa sejak dua pekan terakhir bawang merah dan bawang putih baik stok maupuh harga hampir sama kisaran Rp60 ribu/Kg, padahal normalnya hanya Rp12 ribu hingga Rp15 ribu/Kg.
Sementara menanggapi harga jual bawang merah tinggi, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Palembang Yustianus mengatakan kebutuhan bawang merah mencapai 40 ton per hari tetapi hanya tersedia kurang dari lima ton di pedagang pengumpul atau agen.
Menurut dia selama ini pasokan bawang merah berasal dari Brebes, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat.
Ia mengatakan kurangnya pasokan bawang merah dari produsen tersebut lebih disebabkan karena faktor alam, karena sejumlah kawasan terjadi banjir.
"Akibat banjir tersebut produksi bawang merah terputus sampai beberapa waktu," katanya.
(M033)
Harga bawang merah di Palembang masih tinggi
19 Maret 2013 13:26 WIB
Seorang pedagang menata bawang merah di Pasar Pagi Tegal, Jateng, Rabu (27/2/13). (FOTO ANTARA/Oky Lukmansyah)
Pewarta: Muhammad Suparni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: