Purwokerto (ANTARA News) - Kawah Timbang di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dilaporkan mengeluarkan bau belerang yang sangat menyengat.

"Bau belerang yang sangat menyengat itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, dan tercium hingga radius dua kilometer," kata petugas Posko Pemantau Kawah Timbang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo saat dihubungi dari Purwokerto, Senin malam.

Akibat bau belerang yang sangat menyengat itu, kata dia, seluruh warga sekitar Kawah Timbang terutama di Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, keluar rumah.

Menurut dia, warga kembali masuk rumah masing-masing setelah bau belerang yang sangat menyengat itu hilang.

"Malam ini tidak lagi tercium bau belerang yang menyengat sehingga warga kembali tenang dan tidur di rumah masing-masing," katanya.

Mengenai hasil pengukuran gas yang keluar dari Kawah Timbang yang dilakukan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Senin sore, dia mengatakan berdasarkan pengukuran pada titik I diketahui konsentrasi H2S mencapai 26 ppm dan CO2 sebesar 0,8 persen volume.

Sementara di titik II diketahui konsentrasi H2S mencapai 39 ppm dan CO2 sebesar 1,1 persen volume, di titik III tercatat konsentrasi H2S mencapai 33 ppm dan CO2 sebesar 1,2 persen volume.

Pengukuran di titik IV terdeteksi konsentrasi H2S mencapai 30 ppm dan CO2 sebesar 0,9 persen volume, di titik V diketahui konsentrasin CO2 mencapai 2,2 persen volume dan H2S sebesar 2 ppm.

Sedangkan di titik VI diketahui konsentrasi H2S mencapai 12 ppm dan CO2 sebesar 0,7 persen volume, di titik VII terdeteksi H2S mencapai 6 ppm dan CO2 sebesar 0,2 persen volume, serta di titik VIII tercatat H2S mencapai 1 ppm dan CO2 sebesar 0,3 persen volume.

"Pengukuran dilakukan pada jarak 550 meter dari Kawah Timbang atau di luar radius 500 meter bahaya gas beracun. Jarak antaralat ukur tersebut 50 meter," kata Andri.

Selain itu, kata dia, berdasarkan pengamatan visual, Kawah Timbang mengeluarkan uap air putih tipis hingga tebal dengan jarak luncur antara 70--350 meter ke arah selatan Kali Sat dan tercium bau belerang lemah pada jarak 1.000 meter.

"Saat pengukuran, cuaca mendung disertai hujan gerimis dan angin tenang sehingga tampak sekali aliran uap air bercampur gas," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan, hingga saat ini PVMBG masih menetapkan status waspada pada Kawah Timbang.

Sementara itu, salah satu media "online" pada Senin malam mengabarkan bahwa PVMBG segera evaluasi status Gunung Dieng (Kawah Timbang, red.).

Akan tetapi saat dikonfirmasi, Kepala PVMBG Surono membantah jika akan ada evaluasi terhadap status Kawah Timbang di Kecamatan Batur (Dataran Tinggi Dieng, red.), Banjarnegara.

"Tidak benar akan ada evaluasi," kata Surono melalui surat elektronik yang diterima ANTARA di Purwokerto, Senin malam.

Seperti diwartakan, PVMBG menaikkan status Kawah Timbang dari normal (level I) menjadi waspada (level II) sejak Senin (11/3), pukul 21.30 WIB.

Peningkatan berdasarkan pengukuran pada 10 Maret 2013, pukul 05.30 WIB, menunjukkan nilai konsentrasi gas karbondioksida (CO2) Kawah Timbang menunjukkan angka 0,71 persen volume.

Nilai konsentrasi gas CO2 Kawah Timbang ini sudah melampaui ambang batas aman bagi kesehatan, dimana batas aman adalah di bawah 0,5 persen volume.

Hingga Senin (11/3), pukul 17.05 WIB, aliran gas masih terjadi dengan jarak aliran gas mencapai lebih dari 200 meter.

Terkait peningkatan status tersebut, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 500 meter dari Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO/CO2 yang berbahaya bagi kehidupan.

Masyarakat juga diminta agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari satu meter karena dari tempat tersebut dapat berpotensi terancam bahaya gas CO/CO2. (SMT/M008)