Beijing (ANTARA) - Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama (H1) 2023, demikian menurut data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China, pada Senin (17/7).

PDB China mencapai 59,3 triliun yuan (1 yuan = Rp2.094) pada paruh pertama, tunjuk data NBS.

Pada kuartal kedua, PDB negara itu meningkat 6,3 persen (yoy), sebut NBS.

"Pada paruh pertama tahun ini, saat menghadapi lingkungan internasional yang berat dan kompleks serta tugas-tugas berat reformasi, pembangunan, dan stabilitas di dalam negeri, semua daerah dan departemen melakukan upaya besar untuk menstabilkan pertumbuhan, ketenagakerjaan, dan harga," kata juru bicara NBS Fu Linghui dalam konferensi pers.

"Permintaan pasar secara bertahap pulih, produksi dan pasokan terus meningkat, dan kinerja ekonomi, secara keseluruhan, meningkat," tambah Fu.

"Penjualan retail barang-barang konsumen China naik 8,2 persen (yoy) pada H1 tahun ini, 2,4 poin persentase lebih cepat dari kuartal pertama (Q1)," ujar juru bicara NBS itu.

Penjualan retail barang-barang konsumsi mencapai sekitar 22,76 triliun yuan pada H1. Pada Juni saja, penjualan retail naik 3,1 persen (yoy).

Output industri nilai tambah negara tersebut, yang merupakan indikator ekonomi penting, naik 3,8 persen (yoy) pada H1, sebut NBS. Pada Juni saja, output industri naik 4,4 persen (yoy).

Investasi aset tetap China naik 3,8 persen (yoy) pada H1, tunjuk data NBS.

Output layanan nilai tambah (value added services) negara itu naik 6,4 persen (yoy) pada H1. Tingkat pertumbuhannya lebih cepat 1 poin persentase dari laju yang tercatat pada Q1.

Tingkat pengangguran perkotaan tersurvei di China mencapai 5,3 persen pada H1 2023, 0,2 poin persentase lebih rendah dibandingkan pada Q1, papar data resmi. Dalam basis bulanan, angka tersebut tetap tidak berubah dari Mei, yakni sebesar 5,2 persen.

Pendapatan per kapita yang siap dibelanjakan (per capita disposable income) China mencapai 19.672 yuan pada H1, naik 6,5 persen (yoy) secara nominal. Setelah dikurangi faktor harga, pendapatan per kapita yang siap dibelanjakan naik 5,8 persen dari tahun sebelumnya.