Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Senin, setelah ledakan merusak Jembatan Krimea dan harga minyak merosot.
Pada pukul 07.23 GMT rubel melemah 0,4 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 90,39 dan telah kehilangan 0,4 persen untuk diperdagangkan pada 101,6 versus euro. Rubel menguat 0,2 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 12,59.
Dua orang tewas akibat ledakan di Jembatan Krimea, jalur suplai utama bagi pasukan Rusia yang berperang di Ukraina dan proyek prestise yang dibuka secara pribadi oleh Presiden Vladimir Putin.
"Laporan tentang Jembatan Krimea dapat memicu pembelian mata uang asing, pasar sangat tipis dan sejauh ini berhasil (untuk melemahkan rubel)," kata seorang pedagang di sebuah bank besar Rusia kepada Reuters.
Baca juga: Rubel Rusia menguat, menuju kenaikan mingguan pertama dalam dua bulan
Mata uang Rusia telah menguat selama seminggu terakhir untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan. Rubel secara bertahap melemah sepanjang tahun karena ekspor turun dan impor pulih, tetapi tekanan meningkat setelah pemberontakan bersenjata yang gagal oleh kelompok tentara bayaran Wagner pada akhir Juni.
Pada awal Juli, rubel merosot ke level terendah lebih dari 15 bulan di 93,85 terhadap dolar.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, tergelincir 1,0 persen menjadi diperdagangkan pada 79,07 dolar AS per barel.
Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 1.013,4 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 2.906,9 poin.
Baca juga: Rubel Rusia menguat di tengah berlanjutnya tekanan pasca-pemberontakan
Baca juga: Rubel stabil terhadap dolar, indeks MOEX tertinggi baru pascainvasi
Rubel jatuh karena harga minyak turun setelah ledakan Jembatan Krimea
17 Juli 2023 15:30 WIB
Ilustrasi: Seorang pegawai bank di Rusia memegang uang 1000 Rubel. ANTARA/REUTERS/Maxim Shemetov/aa.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: