Seoul (ANTARA) - Kebijakan Korea Selatan (Korsel) menentang penyediaan senjata maut ke Ukraina masih tidak berubah, kata Kementerian Pertahanannya pada Senin.

"Tidak ada perubahan dalam posisi pemerintah, yaitu Korea Selatan tidak menyediakan senjata mematikan," kata Jeon Ha-kyu, juru bicara kementerian pertahanan Korsel saat konferensi pers.

Pernyataan itu dikeluarkan jubir setelah Presiden Yoon Suk Yeol melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada akhir pekan lalu.

Kunjungan ke negara yang sedang dilanda perang itu ditujukan untuk menunjukkan solidaritas Korsel kepada Ukraina, terlepas dari penolakan Korsel untuk menyediakan senjata mematikan.

Selama pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev pada Sabtu (15/7), Presiden Yoon sepakat untuk memberikan kepada Ukraina paket bantuan keamanan, kemanusiaan, dan rekonstruksi melalui program "Prakarsa Perdamaian dan Solidaritas Ukraina".

Pascapertemuan antara Yoon dan Zelenskyy, Wakil Kepala Penasihat Keamanan Nasional Kim Tae-hyo mengatakan Korsel akan memasok Ukraina dengan lebih banyak detektor ranjau dan peralatan penjinak sebagai bagian dari paket bantuannya.

Seoul baru-baru ini mengirimkan detektor ranjau portabel serta pakaian pelindung dalam rangkaian pemasokan militer terbarunya untuk mendukung Ukraina.

Tahun lalu, Korsel mengirimkan tiga paket bantuan militer tidak mematikan ke Ukraina, termasuk kotak P3K, obat-obatan, masker gas, tenda, rompi antipeluru, dan makanan untuk pasukan di lapangan.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Korsel tambah peralatan anti-ranjau untuk Ukraina

Baca juga: Korsel tak akan kirim senjata ke Ukraina demi hubungan dengan Rusia


Korsel sukses luncurkan satelit komersial pertama buatan dalam negeri