Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 di wilayah timur laut Sanana, Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara (Malut) akibat adanya deformasi kerak bumi.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Senin mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,38 lintang selatan dan 126,50 bujur timur pada kedalaman 41 km.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi kerak bumi," katanya.

Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Ia mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 11.42 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo M5,7.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Ia menambahkan gempa itu menimbulkan guncangan di daerah Kepulauan Sula dengan skala intensitas IV MMI (modified mercally intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Selain itu, gempa juga terasa di daerah Kota Sanana, Kota Labuha dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Kemudian, daerah Kota Namlea, Kota Namrole dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Sedangkan di daerah Kota Tidore dengan skala intensitas II-III MMI ( getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.

Hingga pukul 12.56 WIB, disampaikan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 11 (sebelas) aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,1.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Selain itu, warga diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, demikian Daryono.