Kementerian PUPR targetkan IPAL Pekanbaru rampung Agustus tahun ini
17 Juli 2023 08:38 WIB
Ilustrasi - Pekerja memantau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Cimahi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya menargetkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Pekanbaru rampung pada Agustus tahun ini.
"Ini merupakan tahap akhir program program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) Kota Pekanbaru dengan tujuan untuk menjadikan Kota Pekanbaru yang sehat dan bersih," ujar Direktur Sanitasi Ditjen Cipta Karya Tanozisochi Lase dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Tanozisochi mengatakan, pembangunan IPAL Kota Pekanbaru menggunakan menggunakan Fixed-Bed Biofilm Activated Sludge (FBAS), yaitu proses pengolahan air limbah dengan media bakteri berupa akar tanaman dan akar artifisial (biomodule).
IPAL Kota Pekanbaru ini menggunakan teknologi Fixed-Bed Biofilm Activated Sludge atau disingkat FBAS dimana media berupa akar tanaman dan biomodule yang berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya mikro organisme yang akan menguraikan air limbah sebelum dialirkan ke Sungai Siak.
"Teknologi ini nantinya akan mirip dengan taman dan dilengkapi unit peredam bau. Sehingga masyarakat di sekitar IPAL tidak akan terganggu oleh bau yang dihasilkan,” kata Tanozisochi.
IPAL berkapasitas tampung 8.100 m3/hari tersebut direncanakan dapat melayani 11.000 sambungan rumah. Pembangunan IPAL Skala Perkotaan ini telah dimulai pada Desember 2020 dan saat ini progres fisik mencapai 94 persen.
Pembangunan IPAL menggandeng penyedia jasa PT PP-PJL, KSO yang diharapkan ketika telah beroperasi air limbah domestik dari rumah tangga dan daerah perniagaan tidak lagi mencemari badan air atau air tanah di Kota Pekanbaru.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan Peraturan Daerah Pengolahan Air Limbah dan menetapkan tarif operasional.
Setelah IPAL ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Badan Layanan Umum Daerah, Pemerintah Kota mengupayakan IPAL ini bisa beroperasi minimal 3.000 Sambungan Rumah (SR). Pemerintah Kota Pekanbaru juga meminta adanya pendampingan dari Kementerian PUPR dalam rangka pemeliharaan maupun operasional kegiatan IPAL tersebut.
Baca juga: Kementerian PUPR terima penghargaan penggunaan teknologi geospasial
Baca juga: PLN pasok Listrik 415 kVA ke IPAL Pekanbaru
Baca juga: Menteri PUPR: IPAL Krukut berikan nilai tambah untuk Jakarta
"Ini merupakan tahap akhir program program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) Kota Pekanbaru dengan tujuan untuk menjadikan Kota Pekanbaru yang sehat dan bersih," ujar Direktur Sanitasi Ditjen Cipta Karya Tanozisochi Lase dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Tanozisochi mengatakan, pembangunan IPAL Kota Pekanbaru menggunakan menggunakan Fixed-Bed Biofilm Activated Sludge (FBAS), yaitu proses pengolahan air limbah dengan media bakteri berupa akar tanaman dan akar artifisial (biomodule).
IPAL Kota Pekanbaru ini menggunakan teknologi Fixed-Bed Biofilm Activated Sludge atau disingkat FBAS dimana media berupa akar tanaman dan biomodule yang berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya mikro organisme yang akan menguraikan air limbah sebelum dialirkan ke Sungai Siak.
"Teknologi ini nantinya akan mirip dengan taman dan dilengkapi unit peredam bau. Sehingga masyarakat di sekitar IPAL tidak akan terganggu oleh bau yang dihasilkan,” kata Tanozisochi.
IPAL berkapasitas tampung 8.100 m3/hari tersebut direncanakan dapat melayani 11.000 sambungan rumah. Pembangunan IPAL Skala Perkotaan ini telah dimulai pada Desember 2020 dan saat ini progres fisik mencapai 94 persen.
Pembangunan IPAL menggandeng penyedia jasa PT PP-PJL, KSO yang diharapkan ketika telah beroperasi air limbah domestik dari rumah tangga dan daerah perniagaan tidak lagi mencemari badan air atau air tanah di Kota Pekanbaru.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan Peraturan Daerah Pengolahan Air Limbah dan menetapkan tarif operasional.
Setelah IPAL ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Badan Layanan Umum Daerah, Pemerintah Kota mengupayakan IPAL ini bisa beroperasi minimal 3.000 Sambungan Rumah (SR). Pemerintah Kota Pekanbaru juga meminta adanya pendampingan dari Kementerian PUPR dalam rangka pemeliharaan maupun operasional kegiatan IPAL tersebut.
Baca juga: Kementerian PUPR terima penghargaan penggunaan teknologi geospasial
Baca juga: PLN pasok Listrik 415 kVA ke IPAL Pekanbaru
Baca juga: Menteri PUPR: IPAL Krukut berikan nilai tambah untuk Jakarta
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: