Jakarta (ANTARA) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan segera memiliki Koordinator Khusus Pemberantasan Terorisme (Special Coordinator for Counter-Terrorism), kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan.

"Akibat tekanan kuat dari Turki, untuk pertama kali dalam sejarah NATO, terbentuk Koordinator Khusus Pemberantasan Terorisme yang akan ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal,” kata Fidan di Jakarta, Sabtu, dalam acara Hari Demokrasi dan Persatuan Nasional Turki di Kedutaan Besar Turki di Jakarta.

Hari Demokrasi dan Persatuan Nasional yang diperingati setiap 15 Juli adalah hari di mana Turki menghadapi percobaan kudeta oleh apa yang disebut pemerintah Turki sebagia Organisasi Teroris Fethullah Gulen (FETO) pada 2016. Dalam peristiwa itu 251 orang tewas dan dua ribu orang lainnya terluka.

"Kami telah menuai hasil dari langkah-langkah yang fokus dan efektif yang sudah kami ambil di bawah kepemimpinan Presiden kami selama ini," kata Fidan.

Dia mengingatkan warga Turki yang tinggal di luar negeri agar mewaspadai FETO.

Baca juga: Turki setuju untuk ratifikasi aksesi NATO untuk Swedia ke parlemen

“Sangat penting bagi warga negara Turki yang menetap di luar negeri untuk waspada terhadap FETO dan bentuk-bentuk lain yang menargetkan negara kita. Ini juga berlaku bagi warga negara kami yang tinggal di Indonesia," kata dia.

Fidan memastikan pemerintah akan menutup lembaga pendidikan, organisasi non pemerintah, atau lembaga FETO lainnya yang beroperasi dalam kedok tertentu di berbagai negara.

“Kami akan mempersempit gerak FETO melalui koordinasi penuh dengan institusi kami dan dengan kerja sama yang efektif dengan para sahabat kami,” kata Fidan.

Dalam siaran pers NATO tentang pertemuan antara Turki, Swedia, dan Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada 10 Juli, Stoltenberg menegaskan kembali bahwa NATO dengan tegas mengutuk segala bentuk terorisme.

Menurut siaran pers itu, NATO menyatakan akan meningkatkan berbagai upaya dalam bidang ini, termasuk dengan menciptakan jabatan Koordinator Khusus Pemberantasan Terorisme.

Fidan mengunjungi Jakarta untuk pertama kalinya setelah menjabat Juni lalu. Dia hadir di Indonesia dalam rangka menghadiri pertemuan bilateral dengan pemerintah Indonesia dan Pertemuan Kemitraan Dialog Sektoral ASEAN-Turki.

Baca juga: Hongaria isyaratkan dukungan bagi Swedia jadi anggota NATO