Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) yang menyelipkan aktivitas yang menjaga mental remaja tetap stabil dan sehat sejak dari tingkat desa.


“Jadi desa pun kita lakukan (penggerakan GenRe dan BKR) supaya anak-anak punya kemauan, punya aktivitas dan kegiatan yang tidak gampang stres. Tidak sedikit-sedikit healing, healing dan healing,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto di Jakarta, Sabtu.


Boni menuturkan program Kampung KB sudah disesuaikan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas. Melalui aturan itu, Kampung KB dituntut untuk memperhatikan pembangunan kualitas tiap individu dalam keluarga yang memperhatikan seluruh siklus kehidupan.


Terkait remaja dan adanya masalah angka gangguan emosi mental (mental emotional disorder) yang angkanya meningkat dengan signifikan yakni dari 6,1 persen di tahun 2013 menjadi 9,8 persen pada tahun 2018 berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas), BKKBN mengadakan Kelas Bina Keluarga Remaja (BKR).

Baca juga: Dashat BKKBN edukasikan menu bergizi di Kampung KB Palembang

Baca juga: Kampung KB dongkrak terbentuknya generasi emas Indonesia



Boni menjelaskan BKR adalah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga dalam bentuk kelompok kegiatan, dimana orang tua mendapatkan informasi dalam meningkatkan bimbingan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja secara baik dan terarah dengan dibantu oleh fasilitator dan kader. Sasaran program ini adalah keluarga yang memiliki anak usia 6-21 tahun dan belum menikah.


Kelas itu memberikan kegiatan menarik bagi remaja dengan materi gerakan pembangunan keluarga sejahtera, pemanfaatan delapan fungsi keluarga, edukasi reproduksi sehat hingga pembinaan remaja.


Selain itu, BKKBN juga sudah menerjunkan duta-duta Generasi Berencana (GenRe) yang merupakan remaja untuk memberikan edukasi kepada rekan sebaya, mengenai pentingnya merencanakan masa depan.


Dengan menciptakan sebuah forum bagi remaja yang dimasukkan ke level desa, kata Boni, anak remaja bisa saling bercerita dan bertukar pikiran dengan cara yang lebih nyaman, sehingga tidak terpaku pada hal-hal yang dapat merusak kestabilan mentalnya seperti terkait kawin usia anak, seks bebas dan penggunaan napza atau kecanduan gawai.


“Kelas BKR itu membuat mereka menikmati (masa muda), sekaligus produktif terhadap kehidupan,” kata Boni.

Baca juga: BKKBN intervensi daerah yang miliki angka kelahiran tinggi

Baca juga: BKKBN: Pengembangan Kampung KB fokus bangun SDM sejahtera