London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di zona merah pada perdagangan Jumat waktu setempat (14/7/2023), berbalik melemah dari kenaikan selama empat hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London jatuh 0,08 persen atau 5,64 poin menjadi menetap di 7.434,57 poin.

Indeks FTSE 100 naik 0,32 persen atau 24,10 poin menjadi 7.440,21 poin pada Kamis (13/7/2023), setelah terangkat 1,83 persen atau 133,59 poin menjadi 7.416,11 poin pada Rabu (12/7/2023), dan meningkat 0,12 persen atau 8,73 poin menjadi 7.282,52 poin pada Selasa (11/7/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan daring bahan pokok Ocado Group PLC anjlok 4,13 persen; serta perusahaan industri bahan kimia khusus Inggris Croda International PLC kehilangan 2,62 persen.

Sementara itu, Spirax-Sarco Engineering PLC, perusahaan pabrikan Inggris untuk sistem manajemen uap dan pompa peristaltik serta teknologi jalur fluida terkait terangkat 3,11 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan penyelenggara perdagangan saham dan informasi keuangan London Stock Exchange Group PLC yang bertambah 2,45 persen; serta grup perusahaan industri pengemasan dan kertas multinasional Inggris Mondi PLC menguat 1,85 persen.

Baca juga: Saham Inggris dibuka datar, rugi di keuangan dimbangi untung kesehatan