ASEAN 2023
Blinken tegaskan dukungan AS atas tata perilaku di Laut China Selatan
15 Juli 2023 05:39 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J Blinken berjalan saat akan berfoto bersama ketika mengikuti Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (14/7/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken menegaskan dukungan AS kepada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk melanjutkan negosiasi pedoman tata perilaku (Code of Conduct/CoC) di Laut China Selatan.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, Blinken mengatakan bahwa AS —seperti banyak negara di kawasan— prihatin dengan ketegasan China yang makin meningkat di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
“Kami tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan untuk berlayar dan terbang di Laut China Selatan, jalur penting perdagangan dan konektivitas global,” kata Blinken.
Sebelumnya, ASEAN dan China pada Kamis (13/7) telah sepakat untuk mempercepat perundingan pedoman tata perilaku di Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca juga: ASEAN: suasana kondusif penting dalam negosiasi CoC Laut China Selatan
Komitmen tersebut disepakati oleh kedua pihak dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dan Direktur Komite Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China Wang Yi di Jakarta.
Laut China Selatan merupakan perairan strategis yang diyakini menyimpan potensi energi yang kaya. Hingga saat ini, China masih mengklaim hampir sebagian besar wilayah di Laut China Selatan.
Di sisi lain, empat negara anggota ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga memiliki klaim atas perairan itu, dan negara-negara tersebut sering mengeluhkan perilaku China yang disebut telah melanggar klaim teritorial mereka.
Baca juga: ASEAN-China sepakat percepat perundingan CoC Laut China Selatan
ASEAN dan China telah bertahun-tahun berusaha untuk merumuskan pedoman tata perilaku di Laut China Selatan guna menghindari konflik antarnegara yang saling bersengketa di wilayah tersebut.
Namun, perundingan CoC sempat terhenti karena berbagai alasan, termasuk pandemi COVID-19.
Indonesia, yang menjabat Ketua ASEAN tahun ini, bertekad untuk mengintensifkan negosiasi CoC sehingga dapat melahirkan pedoman perilaku yang efektif dan dapat diterapkan sesuai hukum internasional.
Baca juga: Indonesia berupaya percepat perundingan pedoman perilaku di LCS
Baca juga: Malaysia seru ASEAN bersatu demi stabilitas Laut China Selatan
Baca juga: Filipina dukung kelanjutan perundingan CoC Laut China Selatan
Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, Blinken mengatakan bahwa AS —seperti banyak negara di kawasan— prihatin dengan ketegasan China yang makin meningkat di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
“Kami tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan untuk berlayar dan terbang di Laut China Selatan, jalur penting perdagangan dan konektivitas global,” kata Blinken.
Sebelumnya, ASEAN dan China pada Kamis (13/7) telah sepakat untuk mempercepat perundingan pedoman tata perilaku di Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca juga: ASEAN: suasana kondusif penting dalam negosiasi CoC Laut China Selatan
Komitmen tersebut disepakati oleh kedua pihak dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dan Direktur Komite Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China Wang Yi di Jakarta.
Laut China Selatan merupakan perairan strategis yang diyakini menyimpan potensi energi yang kaya. Hingga saat ini, China masih mengklaim hampir sebagian besar wilayah di Laut China Selatan.
Di sisi lain, empat negara anggota ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga memiliki klaim atas perairan itu, dan negara-negara tersebut sering mengeluhkan perilaku China yang disebut telah melanggar klaim teritorial mereka.
Baca juga: ASEAN-China sepakat percepat perundingan CoC Laut China Selatan
ASEAN dan China telah bertahun-tahun berusaha untuk merumuskan pedoman tata perilaku di Laut China Selatan guna menghindari konflik antarnegara yang saling bersengketa di wilayah tersebut.
Namun, perundingan CoC sempat terhenti karena berbagai alasan, termasuk pandemi COVID-19.
Indonesia, yang menjabat Ketua ASEAN tahun ini, bertekad untuk mengintensifkan negosiasi CoC sehingga dapat melahirkan pedoman perilaku yang efektif dan dapat diterapkan sesuai hukum internasional.
Baca juga: Indonesia berupaya percepat perundingan pedoman perilaku di LCS
Baca juga: Malaysia seru ASEAN bersatu demi stabilitas Laut China Selatan
Baca juga: Filipina dukung kelanjutan perundingan CoC Laut China Selatan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: